SEBUAH KETERANGAN YANG MUSTAHIL

"Kata Maria kepada malaikat itu: 'Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?' Jawab malaikat itu kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:34-37).

Maria kemungkinan besar muda dan polos dan bisa saja naif, tetapi dia juga faham akan fakta kehidupan. Dan dia sadari bahwa bayi-bayi tidak datang begitu saja dari udara, tapi memerlukan seorang pria dan seorang wanita untuk menjadi hamil. Maka, pertanyaannya pantasa: “Bagaimanakah hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”

Pertanyaannya wajar-sebuah tanggapan yang diperkirakan. Namun jawaban Gabriel benar-benar menghentakkan sanubari wanita muda ini: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau” (ayat 35). Di sini kita temukan suatu keterangan unik dan tak dapat dimengerti. Inilah suatu bagian Penjelmaan. Pada saat itu pikiran Maria tentu sudah dipenuhi berbagai macam emosi. Namun fakta dari situasi itu adalah anak itu memiliki bapak yang adalah Allah Roh Kudus. Inilah misteri yang bahkan kita tidak bisa mengerti. Alkitab tidak menerangkannya tetapi hanya menyatakannya sebagai suatu fakta.

Anak yang akan dilahirkan dari hubungan yang tidak mungkin itu disebut “kudus,” “Anak Allah.” Kata “kudus” (hagios) adalah “terpisah” atau “berbeda.” Yang suci itu dipisahkan dari cara-cara penuh dosa dunia ini, dan memisahkannya bagi Allah dan dibaktikan kepada-Nya. Maksudnya adalah tidak seperti seluruh umat manusia, Yesus dilahirkan kudus. Semua manusia kemungkinan menjadi kudus dalam kelahiran kedua mereka apabila mereka menerima Kekristenan (Yoh. 3:3, 5), tetapi Yesus dilahirkan kudus dalam kelahiran alami-Nya. Ia memasuki dunia dalam keadaan dilahirkan kembali. Maka Dia memiliki hasrat untuk kebaikan sejak Dia lahir.

Kita mendengar diskusi di beberapa kalangan mengenai sifat manusia Kristus. Sulit untuk mengikuti semua argumentasi itu. Alkitab secara tegas memberi kesaksian dalam kisah Injil bahwa Yesus berbeda karena Dia dilahirkan kudus. Tak seorang pun pernah mengatakan demikian tentang saya pada kelahiran saya. Tetapi saya tidak dilahirkan dari seorang perawan dengan Roh Kudus sebagai ayah saya. Jikalau saya dilahirkan demikian, maka, dan hanya dalam keadaan tersebut, saya akan persis seperti Yesus. Dia dilahirkan kudus, sedangkan saya dilahirkan di bawah dampak dosa Adam (Rm. 5:12).

Bapa, ketika kami merenungkan misteri Penjelmaan Yesus, bantulah kami lebih mengerti keagungan dan keajaiban seluruh kejadian itu.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan