Air Menjadi Anggur

"Isi tempayan-tempayan itu penuh dengan air" (Yohanes 2:7). Kehabisan anggur pada perayaan pernikahan Yahudi adalah masalah serius.

Sebagai salah seorang tuan rumah, Maria harus menerima beberapa tanggung jawab. Untungnya, Puteranya, Yesus, dan murid-murid-Nya diundang ke pesta pernikahan. Cerita itu tidak memberitahukan kapan mereka tiba. Tapi mereka berada di sana ketika kantong anggur menumpahkan tetes terakhirnya. Maria tidak menunjukkan kekhawatiran atau bingung. Dia tahu bahwa Yesus adalah Mesias yang ditunggu-tunggu. Menanggungjawabi masalah, Maria mengatakan kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur" (Yoh. 2:3). Sebuah pernyataan sederhana tentang apa yang sedang terjadi. Apa yang akan dia lakukan?

Jawabannya dalam terminologi modern akan terdengar seperti ini: “Ibu, mengapa saya? Ini bukan waktu saya." Mengawali pertanyaan-Nya dengan istilah hormat "Ibu," istilah yang sama digunakan ketika Dia sedang tergantung di salib, Yesus mengajukan pertanyaan: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba" (ayat 4). Kedengarannya seolah-olah Dia menolak memberi solusi yang diharapkan untuk mengatasi masalah kekurangan air anggur. Saya suka karena Maria tidak memberikan respons kepada-Nya. Sebaliknya, kata-kata berikutnya adalah perintah kepada para pelayan yang berdiri di sekitarnya dengan nampan berisi gelas kosong yang menunggu untuk diisi ulang. Mengabaikan pernyataan terakhir Yesus, Maria mengangguk kepada-Nya sambil menginstruksikan para pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” (ayat 5).

Dengan suara lirih, tidak membuat perhatian kepada diri-Nya, Yesus menunjuk ke arah enam tempayan besar dan berkata: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air” (ayat 7). Itu adalah hal normal dan permintaan yang tidak mengejutkan ketika mengisikan air ke dalam tempayan. Masing-masing memuat 20 sampai 30 galon air, yang digunakan untuk upacara suci. Mengisi tempayan dengan air. Bukan masalah besar. Benar? Apa yang terjadi berikutnya adalah mengejutkan dan sangat tidak biasa. Tapi pelayan diprogram untuk bertindak, tidak mengajukan pertanyaan. Jadi, ketika Yesus berkata, “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta” (ayat 8), mereka mungkin berpikir, “Oh, pengantin pria, ini tidak akan cukup.” Tetapi mereka tetap melakukannya dan mengisinya sampai penuh. Dan itulah air anggur terbaik yang pernah ada, karena jus yang baru dibuat selalu yang terbaik.

Apakah Pencipta segala yang ada akan terbatas pada fotosintesis sebagai satu-satunya cara untuk memproduksi jus? Rutinitas sehari-hari-Nya adalah membuat mukjizat itu terjadi.

Tuhan mukjizat setiap hari, saya merindukan hubungan muka dengan muka bersama Engkau seperti ibu-Mu miliki dengan Engkau. Apakah saya berani memercayai Engkau seperti yang dia lakukan? Ya Tuhan, bangunkanlah kepercayaan itu dalam diri saya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan