Kebiasaan Manusia
"Orang yang menyerahkan Dia telah memberitahukan tanda ini kepada mereka: 'Orang yang akan kucium, itulah Dia, tangkaplah Dia dan bawalah Dia dengan selamat"' (Markus 14:44).

Banyak yang berpikir bahwa memilih adalah kegiatan saat itu: bahwa kita memilih seperti yang kita jalani dan keputusan itu adalah respons terhadap dorongan yang diberikan atau keadaan yang sedang terjadi. Tetapi tidak demikian. Kita memilih sebagaimana kita telah memilih ribuan kali sebelumnya. Kita diciptakan dari pola yang sama, kebiasaan yang sama, dan dari instrumen yang sama. Perasaan kita terbiasa dengan kesenangan. Semua kecenderungan itu, bukan keputusan sesaat. Setiap pilihan (baik atau buruk) adalah langkah untuk membuat perjalanan selanjutnya ke arah lebih mudah dan lebih baik. Kita memilih, bukan pada saat kita merespons, tetapi seperti yang telah dikondisikan oleh respons kita dari waktu ke waktu.

Ananias dan Safira tidak memilih untuk menahan milik Tuhan karena tiba-tiba ada dorongan untuk mementingkan diri sendiri. Keputusan mereka untuk menahan apa yang menjadi milik Tuhan telah dibentuk oleh tindakan ketamakan dan keserakahan yang berulang-ulang. Yusuf tidak memutuskan untuk hidup suci atau Daniel tidak memprioritaskan doa berdasarkan kesetiaan palsu yang terjadi secara tiba-tiba. Mereka, selama bertahun-tahun, membangun pola hidup yang benar. Dan Yudas tidak mengkhianati Tuhannya secara tiba-tiba. Keputusannya yang fatal itu didorong, ditempa, dan ditetapkan selama bertahun-tahun, memilih yang dapat dilihat dengan mata belaka telah membentuk keinginan dan tindakannya melebihi apa yang ia dapat kendalikan. Begitu juga dengan kita semua. Masa depan kita, pada umumnya, terletak pada kebiasaan kita.

Apakah Anda memiliki kebiasaan yang sulit untuk Anda tinggalkan? Apakah hari ini, Anda sementara berjuang dengan pola hidup atau pikiran jahat yang sulit untuk Anda tinggalkan? Kabar baiknya adalah bahwa tidak peduli seberapa besar ikatan kebiasaan yang mengikat kita dalam beberapa kebiasaan buruk yang tidak diinginkan, Yesus dapat membebaskan kita. Dia tidak hanya pembuat cara, tetapi ia juga akan menghancurkan kebiasaan itu—Dokter Agung yang siap untuk memotong kecenderungan kita untuk berbuat jahat serta mengendalikan pikiran dan keputusan kita.

Dengan keputusan yang tepat dan konsisten, kita pada akhirnya menjadi sangat terbiasa untuk mengambil keputusan secara benar, saat dicobai, berbalik secara alamiah datang kepada Allah untuk dituntun seperti bunga matahari yang selalu menghadap ke arah matahari (Sons and Daughters of God, hlm. 151). Ini adalah janji yang penuh kuasa yang kita semua harus pilih untuk percaya, dan kebiasaan untuk percaya kepada Allah adalah yang paling penting dari segala yang lain.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan