Berani Memilih

"'Kutukilah kota Meros!' firman Malaikat TUHAN, 'kutukilah habis-habisan penduduknya, karena mereka tidak datang membantu TUHAN, membantu TUHAN sebagai pahlawan'” (Hakim-hakim 5:23).

Sisera, jenderal kebanggaan Yabin, Raja Kanaan, telah dikalahkan oleh bangsa Israel. Dengan beberapa pasukan yang tersisa, ia berusaha mundur kembali ke rumahnya melalui wilayah yang telah ditaklukkan. Meskipun terlibat dalam bahaya, pasukan Israel bergabung dalam perjuangan yang penuh keberanian untuk mencegah pelariannya dan kemungkinan kembali ke negara mereka yang telah hancur. Tetapi ada satu kelompok yang menolak untuk membantu mencegah pelarian itu yaitu: orang Meroz. Penolakan penduduk Meroz untuk membantu dalam masa krisis ini tidak mengubah hasil akhir (dalam hal kehendak Allah), tetapi mereka tidak mendapat upah karena mereka tidak melakukan apa-apa saat darurat, bagi mereka hal ini adalah pembatalan pahit, demikianlah Firman Tuhan. Latar belakang ayat kita hari ini adalah salah satu dari tindakan yang paling gagah berani—membunuh prajurit yang gagah berani, Sisera, oleh Yael, istri Heber, karena ia berbaring kelelahan di tendanya (Hak. 5:22-27)

Seorang wanita diserang di jalanan kota dalam pandangan yang cukup jelas dari setiap orang yang sedang lewat, dan tidak ada yang datang untuk menyelamatkan dirinya. Sebuah teriakan meminta bantuan melengking menembus malam, membangunkan penghuni apartemen yang berdekatan, serangan brutal di kompleks mereka, tetapi tidak ada yang berani untuk menolongnya. Ribuan anak mati tiap hari di negara-negara yang dilanda perang dan kekurangan makanan, sementara diketahui bahwa ada warga negara yang tidak kekurangan makanan dan memboroskan uang dengan sia-sia namun tidak melakukan apa pun—tidak mengatakan apa pun. Di Amerika Serikat, lebih dari 10.000 orang meninggal setiap tahun di tangan pengemudi yang mabuk dan lebih dari 1.000 perempuan meninggal setiap tahun di tangan suami dan pacar mereka yang ganas—dan sebagian besar penduduk negeri ini bangga dan hanya pergi melakukan urusan mereka seperti biasanya.

“Tidak melakukan sesuatu apa pun” saat dalam keadaan krisis adalah penyakit universal yang merupakan aikibat mengerikan, Nabi Ellen White menyatakan sikap Allah terhadap kelalaian, “Jika Allah membenci satu dosa lebih dari yang lain,... itu adalah dosa karena tidak melakukan sesuatu apa pun... dalam keadaan darurat” (Testimonies for the Church, jld. 3, hlm. 280).

Pertolongan pertama bagi umat yang hilang, Yesus memilih untuk menebus kita sebagai prioritas pribadi-Nya. Dia memilih mengambil semua risiko untuk kita. Tindakan-Nya adalah untuk keselamatan kita dan sebagai teladan yang baik bagi kita.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan