Kehancuran Karena Dosa

"Padahal mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri" (Amsal 1:18).

Salah satu tema besar di dalam kitab Amsal adalah bahwa orang bijak memilih hidup benar, sedangkan orang bodoh memilih kejahatan. Menurut kebijaksanaan yang telah diterima umum, hidup yang benar memiliki manfaatnya, sedangkan perbuatan jahat akan menghancurkan diri sendiri. Tema ini muncul di dalam pasal pertama Amsal.

Sang "anak" diperingatkan agar tidak bergabung dengan kelompok orang bejat. “Hai anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut" (Ams. 1:10). Kata benda Ibrani yang diterjemahkan sebagai "orang berdosa" di sini adalah hatta'im. yang diterapkan kepada mereka yang memiliki kebiasaan untuk berbuat jahat. Istilah tersebut dapat juga diterjemahkan menjadi "penjahat.” Mereka adalah orang-orang bejat yang kegemarannya adalah berbuat jahat.

Bisik-bisik yang disampaikan dan penuh bumbu mengasyikkan dari orang-orang ini bisa jadi akan sangat menarik hati bagi orang muda. Itu dapat menjadi umpan bagi ego seseorang untuk bergabung dengan kelompok jiwa-jiwa liar tersebut. Dalam contoh Alkitabiah ini mereka berusaha menipu orang muda tersebut untuk masuk ke dalam persekutuan jahat mereka. "Marilah ikut kami... menghadang... orang yang tidak bersalah” (ay. 11). bujuk mereka. Bahkan mereka berniat untuk membunuh korban (ay. 12). Setelah menyerang orang yang lengah itu. mereka akan membagi-bagi harta rampasannya. Ajak mereka, "kita akan memenuhi rumah kita dengan barang rampasan” (ay. 13). Menjadi cepat kaya, intinya—tapi dicapai dengan cara melanggar hukum dan dengan kekerasan.

Anak-anak muda telah diperingatkan. "Hai anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu dari pada jalan mereka, karena kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah” (ay. 15.16). Ini bukanlah jalan yang seharusnya ditempuh orang muda. Meskipun tidak melibatkan pembunuhan, ajakan mereka akan mengakibatkan pelanggaran hak pribadi korban. Jika Anda pernah mengalami kecurian, maka Anda akan mengetahui bagaimana rasanya hak Anda dilanggar—meskipun secara fisik tidak. Setiap kejahatan pasti melanggar pribadi korban.

Lebih jauh lagi, perangkap yang dirancang oleh para penjahat itu—bahkan jika mereka berhasil menjalankan rencana jahat itu—akan menghancurkan diri sendiri. "Mereka menghadang darahnya sendiri dan mengintai nyawanya sendiri. Demikianlah pengalaman setiap orang yang loba akan keuntungan gelap, yang mengambil nyawa orang yang mempunyainya” (ay. 18.19). Efek bumerang dari kejahatan ini mungkin tidak muncul secara langsung seperti dinyatakan oleh ayat ini. Namun demikian "pembuat kejahatan akan hancur sendiri oleh kejahatan yang diciptakannya” (Michael V. Fox, Proverbs 1-9. Anchor Bible. hlm. 89.90).

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan