Imanuel

“Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yesaya 7:14).

A has. raja Yehuda yang berusia 21 tahun, takut kehilangan nyawanya—dan bukannya tanpa alasan. Rezin. raja Aram, dan Pekah, raja Israel, telah membentuk raksasa yang dahsyat untuk menyerang Asyur. Malangnya (bagi mereka dan belakangan bagi Yehuda). raja Ahas menolak bergabung dengan mereka dan meminta pertolongan raja Asyur Tiglat-Pileser III. Sebagai akibatnya, raja Rezin dan Pekah menyerang wilayah kerajaan Yehuda dan bahkan mengepung Yerusalem, ibukota Ahas. Tujuan mereka adalah untuk membunuh Ahas. sekaligus mengakhiri keturunan Daud, dan mengangkat raja boneka, anak Tabeel (Yes. 7:6).

Masuklah nabi Yesaya. Namanya (yang berarti 'TUHAN akan menyelamatkan") dan nama anak-anaknya. Syear-Yasyub ("suatu sisa yang akan kembali") dan kemudian Maher-Syalal-Hash-Bas (“perampasan yang cepat, penjarahan yang buru-buru.” merujuk pada penyerangan Asyur ke Samaria dan Damsyik), berperan sebagai "tanda dan alamat" dari inspirasi Ilahi (Yes. 8:18). Terlepas dari kemurtadan Ahas. Allah telah mengirim Yesaya dan si kecil Syear-Yasyub (dan mungkin istri Yesaya juga) untuk meneguhkan sang raja.

Di samping ancaman yang nyata dari Raja Rezin dan Pekah. Allah meyakinkan Raja Ahas bahwa keturunan Raja Daud tidak akan lenyap oleh rancangan jahat mereka. Yesaya menunjuk pada seorang istri yang masih muda, yang sedang berdiri di sana, dan berkata, "Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki." Dan kepada wanita itu. ia memerintahkan, "Ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yes. 7:14). Seperti nama Yesaya dan anak sulungnya, nama ini juga disebut oleh para sarjana mengandung arti sebuah kalimat. Artinya "Allah beserta kita.” Selanjutnya, ketika "anak pertanda” itu berusia 2 tahun. Raja Rezin dan Raja Pekah tidak lagi menjadi ancaman, karena mereka telah mati.

Di dalam pasal 8. yang tata kalimatnya menyatu dengan pasal 7. Yesaya menjelaskan bagaimana "anak pertanda” itu akan tumbuh, Ia menghabiskan malam yang indah dengan istrinya. Sembilan bulan kemudian ia melahirkan si "perampasan yang cepat, penjarahan yang buru-buru" alias "Allah beserta kita." Nama ini juga yang kelak diterapkan pada Yesus, seorang "anak pertanda” lain, yang meyakinkan orang-orang yang susah bahwa Allah, sesungguhnyalah la. beserta kita.

Seringkali kita melupakan, di saat-saat dirundung krisis, bahwa kita tidak sendirian. Ketika segalanya menjadi berat, kita juga perlu mengingat pesan yang abadi dan menawan hati ini: Allah beserta kita—Imanuel!

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan