NILAI TERTINGGI

Saya dan teman saya, Mariano baru saja menyelesaikan SMA. Kami sudah menjadi teman sekelas sejak SMP, namun saat itu, Mariano selalu bermasalah dan bersikap buruk kepada semua orang. Tetapi, ketika memasuki masa SMA, sesuatu terjadi kepadanya. Saya hampir tidak dapat mengenalnya karena sekarang ia terlihat sebagai orang yang baik hati.

Saya dan Mariano selalu mendapat nilai tertinggi di kelas kami setiap semester. Oleh karena hal ini, guru kami memilih kami untuk menjadi pemimpin kelas-Mariano ketua kelas, dan saya wakil ketua kelas. Itu berarti bahwa, jika guru tidak berada di dalam kelas, maka kamilah yang bertanggung jawab. Setiap kali kami bertugas mengawasi kelas, Mariano selalu membagikan cerita tentang Allah  kepada teman-teman kelas. Saya sangat tertarik mendengar cerita-ceritanya dan selalu memintanya membagikan Firman Tuhan kepada kami ketika guru sedang tidak ada di kelas.

Namun, setelah beberapa wak-i tu kemudian, saya menjadi sangat V. iri kepada Mariano. Saya perhatikan bahwa walaupun ia tidak pernah datang ke sekolah setiap hari Sabtu, ia selalu mendapatkah nilai paling tinggi di semua ujian akhir. Saya be-lajar lebih keras dan selalu berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa lakukan, namun saya tidak per-nah bisa mengalahkan Mariano-dia selalu menjadi yang pertama!

Kakek saya seorang dukun. Suatu kali, saya meminta dia agar melakukan sesuatu untuk membuat saya lebih pintar. Kakek memberi saya ramuan tradisional dan mengatakan kepada saya bahwa itu akan membantu saya mendapatkan nilai tertinggi di ujian. Namun, saya tidak pernah menjadi yang pertama. Selalu Mariano.

Suatu kali saya memutuskan untuk bertanya kepada Mariano mengapa ia telah berubah dan sekarang menjadi murid yang paling pintar di kelas, la memberitahu saya bahwa itu karena Tuhan yang menolongnya dan bahwa ia juga belajar Alkitab. Ketika saya mendengarnya, saya sangat senang, karena saya tahu kami mempunyai Alkitab di rumah kami-Alkitab ibu saya.

Jadi, saya pulang ke rumah dan mencoba membaca kitab Kejadian, pasal satu. Tetapi saya menjadi lelah membacanya karena saya tidak mengerti. Besoknya, saya pergi ke sekolah dan bertanya kepada Mariano bagaimana caranya ia belajar Alkitab. Saya memberitahunya bahwa saya telah mencoba membacanya, tetapi saya tidak mengerti apa yang saya baca.

Mariano tertawa dan berkata, "jika kamu benar-benar ingin belajar Alkitab, saya akan datang ke rumahmu dan kita dapat belajar Alkitab bersama-sama."Saya setuju. Setelah kelas selesai, kami selalu pergi ke rumah saya dan belajar Alkitab. Dua minggu kemudian, tetangga saya bertanya kepada saya apa yang saya lakukan dengan teman saya setiap hari. "Kami belajar Alkitab bersama," saya berkata kepada mereka. "Jika kamu mau, mari datang ke rumah saya dan bergabung dengan kami."

Ketika mereka mendengarnya, mereka menjadi sangat marah. Mereka mengatakan kepada saya untuk berhenti memelajari Alkitab, namun saya memutuskan untuk
tetap memelajarinya. Selama ini, ibu saya tidak mengetahui tentang aktivitas belajar Alkitab yang saya dan Mariano lakukan karena ia sedang bekerja di Dili, sedangkan saya tinggal dengan kakek nenek saya. Ketika ia mendengar bahwa saya tengah memelajari Alkitab dan bahkan berencana untuk dibaptis, ibu saya menjadi sangat marah dan berkata bahwa saya akan dibuang keluar dari rumah jika saya menjadi seorang Advent.

Saya berdoa dengan sungguh-sungguh akan hal ini dan meminta anggota gereja Advent untuk berdoa bagi saya. Kemudian kakek nenek saya berkata kepada ibu saya bahwa saya telah berubah, dan bahwa saya terlihat bertingkah laku lebih baik. Nenek saya berkata bahwa saya telah menjadi "gadis yang manis, tanpa kata-kata kasar, dan tidak lagi keras kepala." Setelah kakek nenek saya mengatakan hal itu kepada ibu saya, ia mengerti dan tidak lagi marah kepada saya.

Saya dibaptiskan pada tahun 2012, dan setelah dibaptis saya menemui banyak masalah. Teman-teman kelas saya menjadi kasar kepada Mariano dan saya. Sekarang, kami berdua tidak lagi masuk sekolah pada hari Sabat. Para guru memindahkan semua ujian pada hari Sabtu dan tidak membuat pengecualian bagi kami berdua. Jadi, saya dan Mariano dikeluarkan dari sekolah karena kami dituduh tidak mengikuti aturan sekolah.

Namun, puji Tuhan, sebuah sekolah Muslim yang lokasinya berdekatan dengan sekolah kami sebelumnya, menerima kami dan kami dapat melanjutkan sekolah tanpa ada masalah mengenai hari Sabat. Mariano dan saya selalu dan selalu menjadi yang pertama di kelas, bahkan kami mendapat nilai yang lebih tinggi dari pada yang bisa kami dapatkan sebelumnya!

Setelah lulus, saya memutuskan untuk menjadi misionaris sukarela di 1000 Missionary Movement (kunjungi website www.1000mm. info) dan sekarang sedang melayani bersama dengan seorang misionaris yang sangat baik dari Indonesia. Tolong doakan saya agar dapat selalu menjadi seorang misionaris yang kuat, khususnya ketika kami menghadapi banyak tantangan di desa di mana kami melayani.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan