Renungan Harian Pagi Sabtu 1 Agustus 2015 

Asparagus

“Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik” (Kejadian 1:31).


Saya menyadari bahwa, tidak semua orang menikmati memakan asparagus, tapi saya benar-benar menyukainya. Saya bersemangat menantikan tunas asparagus pertama muncul dari tanah di kebun selama musim semi yang dingin, pada rata-rata tujuh atau delapan inci per hari sampai akhirnya suhu udara makin panas. Tanaman ini aslinya dari pesisir Eropa, yang tumbuh dengan baik di tanah dingin yang asin. Bahkan, asparagus dapat mentoleransi kadar garam yang lebih besar dibandingkan tanaman lainnya.

Ahli gizi mengagumi nilai nutrisi yang sangat tinggi yang ditemukan pada “rumput kurus” ini, sebagian orang terkadang menyebutnya seperti itu. Rendah kadar lemak jenuh dan sangat rendah kadar kolesterol maupun sodium, asparagus sumber asam pantotenat, magnesium, kalsium, seng, dan selenium yang luar biasa. Itu adalah sumber serat makanan dan protein yang lebih baik, terutama asparagin asam amino (perhatikan ejaan yang mirip). Asparagus juga memiliki tingkat yang lebih tinggi untuk vitamin A, C, E, K, tiamina, riboflavin, niasin, vitamin B6, dan folat, demikian juga mineral besi, fosfor, kalium, tembaga, dan mangan.

Saat dimakan segar atau dikukus sebentar atau dipanggang dalam oven selama empat atau lima menit setelah direndam dalam minyak zaitun, bawang putih, dan cuka, maka asparagus akan terasa luar biasa. Rasanya tidak ditemukan pada makanan yang lain. Beberapa orang mengatakan bahwa asparagus memiliki rasa pedas. Yang lainnya menggambarkannya seperti artichoke atau terong. Tapi saya pikir tidak ada yang mendekati rasa asparagus.

Tidak seperti sayuran lainnya, asparagus dipanen saat tunas pertama kali keluar dari tanah, sebelum tunasnya berkembang menghasilkan daun atau cab4ng. Saya kira sama seperti rebung. Namun tunas asparagus jauh lebih lembut dan jauh lebih kecil daripada rebung.

Sebagaimana bawang putih dan bawang merah, asparagus adalah anggota keluarga bunga bakung. Yesus mungkin memakannya, karena telah dikenal dan dibudidayakan sejak zaman dulu. Satu ukiran Mesir tahun 3000 Sebelum Masehi menunjukkan asparagus. Sebuah resep Romawi mula-mula yang ada ratusan tahun sebelum Kristus memberikan resep masakan asparagus.

Saya berterima kasih kepada Tuhan atas karunia asparagus. Ini adalah penekanan khusus, catatan kasih dari Sang Pencipta. Tuhan, Engkau telah menciptakan begitu banyak tanaman yang luar biasa untuk memberi kami variasi dan kenikmatan dalam makanan kami. Terima kasih khususnya untuk kelezatan asparagus.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan