Inersia Tidur

“Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!” (Mazmur 3:6).

Berapa lama Anda butuhkan agar betul-betul terjaga setelah Anda bangun tidur? Apakah Anda begitu bangun langsung siaga, ceria, dan siap untuk berdiri dan berjalan, atau Anda seorang penggerutu yang mengantuk selama beberapa lama setelah bangun tidur? Para peneliti sedang mempelajari inersia tidur (kecenderungan tetap mengantuk, tidak mampu beraktifitas dengan baik, dan ingin untuk tidur kembali setelah terbangun tiba-tiba), karena beberapa orang yang lain bisa secepatnya melek setelah bangun. Petugas pemadam kebakaran akan bergegas saat bunyi alarm pagi, dan dokter terbangun dari tidur siang karena bekerja dinas malam yang panjang karena harus segera waspada dan efisien.

Inersia tidur secara alami akan terasa lebih besar bila Anda memang kurang tidur sebelumnya. Dan jika Anda hanya tertidur sesaat dan tidak sampai tidur nyenyak (tidur REM), maka ketika Anda terbangun, disorientasi dan pening akan terjadi. Namun faktor lain yang mungkin berperan adalah ritme sirkadian dan suhu tubuh. Selama tidur, suhu tubuh akan 'turun secara normal. Jika terbangun ketika suhu Anda sedang turun, maka Anda akan membutuhkan waktu lebih lama untuk waspada sepenuhnya.

Otak mengembalikan energi cadangan di saat tidur. Tingkat adenosin otak meningkat selama tidur. Sebuah nukleosida yang berisi adenin dan gula ribosa dan dikenal sebagai penghambat sistem saraf pusat, membuat adenosin menempel pada reseptor membran sel dan meningkatkan kantuk. Penelitian telah menunjukkan bahwa kafein menjadi mengikat reseptor adenosin yang sama, menangkal efek adenosin. Sebuah penelitian tentang inersia tidur terhadap 28 laki-laki dewasa normal yang sehat berusia antara 21 dan 47 tahun, telah diadakan. Ke 28 orang itu bebas tembakau, alkohol, obat obatan, dan kafein selama dua minggu sebelum diuji selama 10 hari. Mereka memiliki tiga hari normal beradaptasi dan melakukan pengujian awal. Kemudian mulai 88 jam terjaga dan hanya dua jam tidur siang setiap 12 jam. Seorang peneliti dengan keras memanggil nama nama mereka untuk membangunkan dan segera mulai dilakukan tes kinerja neurobe havioral kepada mereka. Pada interval reguler, beberapa orang menelan tablet kafein untuk menjaga kadar kafein darah mereka antara tiga dan empat miligram per liter, sementara yang lain menerima plasebo. Baik ke-28 orang maupun pe neliti saling berbaur. Hasil penelitian menunjukkan dengan jelas bahwa mereka yang ditopang dosis rendah kafein ternyata tidak menderita inersia tidur seperti mereka yang menggunakan plasebo.

"Tuhan, saya bisa datang dengan siaga penuh tanpa kafein berarti bahwa Engkau memiliki cara lain untuk menangkal gelombang adenosin malam. Betapa suatu berkat mendapatkan tidur nyenyak di malam hari dan bangun pagi hari dengan segar.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan