Gulma

"Jawab Yesus; 'Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapa-Ku yang di sorga akan dicabut dengan akar-akarnya" (Matius 15:13).


Sepanjang hidupnya, ayah mertua saya dikenal sebagai ahli kebun. Sepengetahuan saya, ia tidak pernah tamat sekolah hortikultura resmi, tapi semangat terbesarnya adalah berada di halaman atau taman, setia merawat tanamannya. Karena ia menghabiskan begitu banyak waktu bersama tanaman, ia memiliki perasaan untuk tanamannya yang tercinta, setiap kebutuhan tanaman, dan mengenal setiap ancaman terhadap tanamannya. Jumlah air, pupuk, dan sinar matahari yang optimal, dukungan tambahan, mengurangi rumpun, siput berlendir, hama, kutu daun, kumbang, tikus, penyakit jamur atau bakteri-matanya yang terlatih dengan cepat mendeteksi masalah, dan seperti seorang dokter yang baik, ia tampak secara naluriah mengetahui obat terbaik. Hasilnya, kebun terus-menerus indah dan berlimpah buah-buahan dan sayuran yang memenangkan hadiah. Selama 40 tahun ia menjabat sebagai penjaga di Memorial Fuller Sanitarium/Hospital di South Attleboro, Massachusetts. Tanaman dan kebun sayur sendiri mene-rima perhatian kasih yang sama. Setelah pensiun, lingkungan di mana ia tinggal berubah menjadi kebun yang indah.

Sama seperti setiap tukang kebun Adam dan Hawa sejak diusir dari Taman Eden, pergumulan terbesar ayah adalah gulma. Di akhir masa pensiun ibu dan ayah tinggal bersama kami, jadi saya punya kesempatan belajar banyak sebelum ia meninggal. Saya ingat saat memerhatikan jarinya yang terlatih mencabut rumput muda dari antara tanaman kacangnya, mendengar dentingan cangkul usangnya menghantam kerikil sesekali, dan mendengarkan dia menjelaskan bahwa gulma sebagai tanaman yang tumbuh di tempat yang tidak tepat. Secara sederhana ayah tidak memberikan kesempatan kepada gulma. Tidak peduli apa tugasnya hari itu, apakah saat mengikat tomat, saat memupuk butternut squash, atau saat menyiangi mawar, jika ia melihat gulma maka dia akan mencabutnya juga. Bahkan saat mengenakan jas dan dasi setelah pulang gereja, ia akan membungkuk untuk mencabut gulma. Setiap hari ia berpatroli di seluruh halaman dan kebun, dengan cepat mencabut dan menyerang gulma. Dia tidak mengabaikan gulma. Sekali, ia mengamati bahwa "gulma tumbuh sepanjang waktu. Mereka tumbuh lebih cepat dari tanaman saya. Adalah lebih mudah untuk mencabut mereka ketika akar me-reka sedikit."

Kristus menggunakan gulma sebagai metafora untuk konsep, ide, dan ajaran yang tidak berasal dari Bapa-Nya di surga. Bernasip apakah ajaran seperti itu? Tuan kebun, Bapa, akan menarik mereka bersama akar. Betapa menyegarkan dari idah jika memiliki kepercayaan yang bebas gulma.

Tuhan, keyakinan asing apakah yang saya sukai? Tolonglah cabut gulma dari man pikiran saya sekarang.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan