Impian Menjadi Kenyataan

Sejak ia masih seorang gadis kecil, Samantha senang mendengarkan cerita-cerita menarik tentang kapal misi Luzeiro. Dengan kagum, ia membayangkan bagaimana jika ia bekerja sebagai seorang misionaris di Sungai Amazon, sama seperti Leo dan Jessie Halliwell. Sedikit yang ia tahu bahwa suatu hari nanti impiannya akan menjadi kenyataan.

Setelah tamat dari sekolah menengah atas, Samantha diterima di program keperawatan di State University of West Parana di Brasil Selatan. Selama berada di sana, ia menghadapi sebuah tantangan karena ada beberapa kelasnya yang diadakan pada hari Sabat. Walaupun ia dapat mengambil kelas-kelas itu pada hari-hari alternatif yang ia pilih, itu artinya ia harus bersekolah satu tahun lebih lama. Namun, pada akhirnya segala sesuatu terjadi untuk kebaikannya.

Hati untuk Misi Pelayanan

Di akhir dari perkuliahannya, Samantha memiliki banyak tawaran pekerjaan, namun hatinya tetap untuk pelayanan. Ketika datang sebuah undangan kesempatan untuk menjadi sukarelawan misionaris selama satu tahun di daerah Amazon, Brasil utara, Samantha dengan serius menanggapi kesempatan tersebut.

"Yesus," ia berdoa, "jikalau Engkau menghendaki saya untuk pergi, tolonglah untuk membukakan semua pintu bagi saya. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan, tetapi jika Engkau ingin saya pergi ke Amazon, saya akan pergi." 

Setelah doanya itu, jalan-jalan keluar mulai terbuka dengan cepat."Saya diberikan uang untuk tiket perjalanan, dan orang-orang memberi saya segala sesuatu yang saya butuhkan. Kerinduan hati saya bertumbuh lebih kuat dan saya tahu bahwa Yesus memiliki sebuah


Fakta Terkini
- Brasil merupakan negara terbesar di Amerika Selatan dan hanya satu-satunya negara yang berbahasa Portugis.
- Sungai Amazon mengalir melalui Brasil; itu merupakan sungai terbesar kedua di dunia setelah Sungai Nil.
- Sekitar 60 persen dari hutan tropis Amazon terletak di Brasil.
rencana bagi saya."

Di Amazon
Dengan segera Samantha telah berada di jantung daerah Amazon, pelatihan di "Salva vidas", sebuah organisasi Advent yang menyokong dan mengajari para sukarelawan untuk bekerja di hutan melalui penginjilan kesehatan dan memberikan pelajaran Alkitab. Setelah tiga bulan, koordinator proyek misi mendekati Samantha dan berkata: "Saya memiliki sebuah tempat bagi Anda, dan tempatnya ialah sebuah desa kecil di mana Anda akan menjadi seorang perawat di kapal Luzeiro."

Samantha hampir tidak dapat memercayai berita itu. "Saya sangat senang!" la berkata. "Di sini saya dapat menggunakan keahlian perawat saya sepanjang waktu. Para penduduk sangat sederhana, dengan permasalahan yang sederhana, dan saya dapat menolong mereka. Ini benar-benar merupakan hal yang ingin saya lakukan-mendidik orang-orang yang tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang kesehatan. Saya harus menolong mereka, dan saya merasa sangat bahagia!"

Perawat Kapal Luzeiro

Sebagai seorang perawat kapal Luzeiro, Samantha kini bekerja bersama ADRA (Adventist Development and Relief Agency) dan bermarkas di sebuah desa di mana ia bertanggung jawab atas sebuah klinik kecil. Setiap minggu ia pergi dengan kapal Luzeiro XXVI mengunjungi banyak desa di sepanjang pinggiran Sungai Amazon, menyediakan perawatan kesehatan yang terbuka bagi ribuan orang di sana.

Baik di kapal Luzeiro maupun di klinik desa, Samantha sering menghadapi keadaan gawat darurat yang ia tahu hanya Allah yang dapat menolong. Banyak kali ia telah melihat intervensi langsung Allah dalam menyelamatkan hidup banyak orang. Suatu petang, Samantha melihat sebuah perahu kecil yang menuju tepi sungai. Segera setelah perahu itu tiba, seorang pria melompat keluar, memegang tangannya yang terbungkus dan berlumuran darah.

"Apa yang terjadi?" la bertanya kepada pria itu. 'Saya sedang menggunakan gilingan," ia menjawab, 'dan tangan saya masuk tergilas pisau gilingan itu." Samantha dan asistennya, Gloria, dengan hati-hati membersihkan tangan itu, mengoleskan antibiotik salep dan membungkus tangan itu kembali dengan perban yang bersih . Sementara mereka berdoa dengan pria itu, mereka tahu bahwa ia membutuhkan perawatan yang lebih jauh untuk tangannya lebih dari apa yang mereka dapat sediakan saat itu, dan mereka memohon pertolongan Tuhan.

Gigitan Ular Berbisa

Beberapa menit kemudian, seorang ibu, ayah, dan seorang anak berusia 10 tahun muncul di depan klinik itu. Anak laki-laki digigit di kakinya oleh surucucu, seekor ular berbisa-satu dari banyak ular yang paling berbisa di Sungai Amazon.

"Sudah berapa lama ia digigit?" Samantha bertanya. "Sekitar lima jam yang lalu," seseorang menjawab. Samantha sangat kaget. Jika dilihat dari ilmu medis, anak laki-laki itu seharusnya sudah meninggal dunia. Dengan segera ia menyediakan perawatan gawat darurat, ia melakukan segalanya yang ia dapat lakukan untuk menghentikan jalannya racun ke seluruh tubuhnya.

Samantha juga tahu bahwa baik anak laki-laki dan pria yang luka karena gilingan itu harus dibawa ke rumah sakit terdekat-dengan perjalanan 8 jam menggunakah kapal biasa, atau 2 jam menggunakan kapal cepat ADRA, kapal Jessie HalliweH.

Kapal cepat ADRA kelihatannya merupakan pilihan yang terbaik, namun itu juga membutuhkan ba-
nyak bahan bakar dan akan menghabiskan persediaan klinik selama satu bulan ke depan. Bahan bakar tersebut akan digunakan untuk keadaan darurat yang mungkin terjadi sementara utusan dari kantor Divisi Amerika Selatan sedang membuat perbaikan bagi klinik dan desa pada saat itu.

Mengetahui bahwa dua kehidupan sedang dalam bahaya besar, Herber Kalbermatter, direktur Brasil ADRA untuk wilayah Amazon, mendekati utusan kantor Divisi dan menjelaskan situasi yang terjadi saat itu. Dengan segera mereka mengatakan kepadanya untuk menggunakan semua bahan bakar itu dan bahwa mereka percaya kepada Allah yang akan melindungi mereka sementara mereka memperbaiki klinik di sana.

Muatan yang Berharga

Saat itu gelap dan hujan ketika Samantha, dua pasiennya, dan ibu dari anak laki-laki itu menaiki kapal Jessie Halliwell .untuk perjalanan cepat 2 jam menuju rumah sakit terdekat. Hujan yang deras bercampur dengan percikan air sungai menghantam kapal kecil itu beserta penumpang yang berharga di dalamnya. Samantha melakukan usahanya yang terbaik untuk menjaga dua pasiennya dan terus berdoa agar Allah akan campur tangan dalam perjalanan mereka.

Pada akhirnya mereka tiba di Manacapuru, kota kecil terdekat. Anak laki-laki itu dilarikan ke rumah sakit daerah, tetapi pria itu dibawa ke kota besar dari Manaus, sebuah perjalanan lagi yang memakan waktu hampir dua jam lebih, di mana ia dapat menerima perawatan khusus dari dokter spesialis.

Sejak saat itu, Samantha tidak lagi melihat pria itu, tetapi setelah satu minggu ia dapat mengunjungi anak laki-laki itu di rumah sakit, "la berangsur-angsur pulih!" Dia berkata. "Dan saya mengerti bahwa pertolongan gawat darurat kami baginya sangat penting untuk menyelamatkan hidupnya. Jika kami tidak berada di sana untuk menolong, ia pasti sudah meninggal dunia. Ketika saya melihat anak laki-laki itu sekarang, saya berpikir, Yesus, Engkau sungguh menga-gumkan!"Yesus campur tangan pada situasi saat itu dan menyelamatkan dua jiwa. Saya tidak tahu bagaimana saya dapat mengungkapkan bagaimana luar biasanya situasi saat itu-situasi di mana Yesus benar-benar hadir. Anak laki-laki itu sudah sehat sekarang, ia senang bermain sepak bola dan kami bersyukur kami dapat menolongnya"

Kehidupan Desa

Hidup di desa tidaklah mudah-dengan keterbatasan air dan listrik (hanya 3 jam sehari), tidak ada telepon atau internet, dan hubungan dengan dunia luar sangatlah kecil. Samantha sering pergi berminggu-minggu tanpa bisa menghubungi keluarganya. Tetapi ia merasa tidak masalah dengan ketidaknyamanan itu. "Pada saat saya telah berada di sini, saya merasa hidup saya telah beru-bah-pola pikir saya dan segalanya. Saya menyadari sekarang apa yang paling penting di dalam hidup ini. Saya mengerti lebih banyak tentang Yesus, dan saya percaya bahwa Ialah yang telah membawa saya ke sini. Saya dapat menolong orang-orang, saya dapat menawarkan mereka keselamatan. Yesus menggunakan saya untuk menolong orang lain, dan la memberkati saya jauh lebih banyak dari yang dapat saya berikan!"

Melayani Sebagai Misionaris Saat ini Samantha melayani di daerah Amazon untuk satu tahun lamanya. Setelah itu, ia berencana untuk pulang ke rumah, kecuali Allah berkehendak lain."Saya belum tahu apa rencana Allah bagi saya,"ia berkata,"saya hanya ingin mendengar suara Yesus'kamu harus tinggal atau kamu harus pergi.'" Tetapi saya tahu bahwa hidup saya diubahkan dan ketika saya akan kembali ke rumah saya menjadi orang yang berbeda. Saya telah mendengar Yesus, dan saya hanya ingin untuk menggunakan talenta saya dan profesi saya untuk membawa keselamatan bagi orang-orang lain."

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan