AWAL YANG SEDERHANA

"Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu di-bungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan" (Lukas 2:7).

Perjalanan dari Nazaret ke Betlehem sekitar 80 mil. Tetapi keadaan sesak dengan membludagnya orang yang perlu mendaftarkan diri untuk sensus tidak menyediakan banyak ruang bagi keluarga Yusuf. Mereka kemungkinan besar menikmati keadaan itu.

Di sanalah, di dalam malaf, palung pakan hewan paling tersohor dalam sejarah, Tuhan kemuliaan memasuki dunia sebagai manusia. Seperti bayi-bayi lain di zaman itu, ibu-Nya “membungkusnya dengan lampin” kain persegi dengan sambungan secarik kain yang panjang seperti perban. Yesus mula-mula dibungkus dalam kain persegi dan kemudian carik kain itu dibalutkan seputar tubuh-Nya beberapa kali untuk menahan supaya “penutup badan” itu tetap pada tempatnya. Begitulah perkenalan Pencipta segalanya dengan eksistensi manusia.

J.B. Phillips telah menulis sebuah tafsiran tentang Inkarnasi itu yang membantu kita memvisualkan celah antara yang Yesus tinggalkan dan yang Dia temukan di sini. Phillips membayangkan seorang malaikat senior memperlihatkan seorang malaikat sangat muda kemegahan alam semesta.

"Ketika mereka berdua mendekati bintang yang kita sebut surya kita dan ke planet-planet yang mengitarinya, malaikat senior menunjuk ke sebuah bulatan kecil dan agak tidak berarti yang berputar pada tumpunya secara perlahan-lahan. Kelihatannya kusam seperti bola tenis yang kotor bagi malaikat kecil itu, yang pikirannya penuh dengan kebesaran dan kemuliaan dari apa yang telah ia lihat.

"'Aku ingin agar kamu memperhatikan yang satu itu,' kata malaikat senior...."
"Yah, kelihatannya sangat kecil dan agak kotor menurut saya,’ kata si malaikat kecil. ‘Apa sih yang istimewa dari si kecil itu?" Setelah diberi tahu tentang Inkarnasi, malaikat kecil itu bertanya, "'Maksudmu bahwa Pangeran kita yang besar dan mulia... turun secara Pribadi ke bola kecil kelas kambing ini, dan membungkuk begitu rendah untuk menjadi salah satu dari makhluk-makluk menjijikkan yang merayap-rayap itu...?"'

Memikirkan tentang inkarnasi Kristus ke dalam bayi Yesus hampir-hampir di luar daya khayal kita. Dan pengertian kita semakin dipersulit apabila kita menyadari bahwa Dia mengawali kisah-Nya di dunia ini bukan di dalam rumah gedongan tetapi pada sebuah palung dalam sebuah desa kelas teri.

Apabila saya berpikir tentang apa yang telah Ia korbankan untuk saya, saya menjadi bertanya-tanya apa yang harus saya korbankan bagi-Nya.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan