ULAR DALAM BUAIAN

"Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal" (Yohanes 3:14, 15).

      Selama 40 tahun yang panas dan melelahkan umat pilihan berkemah mengelilingi padang belantara itu. Dan kini dengan Tanah Perjanjian hampir bisa dilihat, datanglah berita bahwa Musa dan Allah sedang mengambil jalan memutar mengelilingi Edom. "Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini?" (Bil. 21:4, 5). Dalam kata-kata Yogi Berra, seolah kejadian yang sama terulang kembali.
    Akankah umat pilihan belajar untuk secara radikal memercayai Pemimpin Ilahi mereka? Nah sekarang bukannya saya takut dengan ular—hanya saja saya tidak ingin berada di mana ular—ular itu ada. Apa yang terjadi sesudahnya adalah mimpi buruk serangan ular. Kemah Israel tiba—tiba dikerumuni "ular—ular tedung" dengan sengatannya yang panas menyakitkan dan dengan cepat mematikan korbannya. Saya tidak bisa membayangkan kengerian adanya seekor ular berbisa merayap ke atas tempat tidur saya dan menyelinap di bawah selimut kemudian ke kaki saya.
    Saya dibesarkan dengan terlalu banyak cerita-cerita para misionaris mengenai ular—ular kobra yang menggulung dan diam di kaki tempat tidur. Akankah kita menyalahkan Allah untuk bencana ular beracun ini? Tidak. Ulangan 8:15 menjelaskan bahwa padang gurun itu memang sudah dihuni Oleh banyak ular berbisa. Selama 40 tahun Allah telah melindungi anak-anak—Nya dari racun mereka. 
     Tetapi kini hanya beberapa hari jauhnya dari Tanah Perjanjian, Allah menghormati kebebasan mereka memilih untuk menolak kepemimpinan—Nya. Dan ketika Ia dengan tenang menjauhkan hadirat-Nya yang melindungi, makhluk reptil yang sampai sekarang tertahan datang menyelinap ke perkemahan-dan bangsa Israel mulai berjatuhan seperti lalat. "Hampir di setiap tenda ada orang mati atau sekarat. Tidak ada yang aman. Seringkali kesunyian malam pecah oleh jeritan menyedihkan yang memberitakan adanya korban baru" (Patriarchs and Prophets, hlm. 429). 
      Dan sang pemimpin yang baru mereka kutuki beberapa jam sebelumnya kini mereka mohon untuk meminta kepada Allah atas nama mereka. Jadi Musa memalingkan wajahnya di hadapan Allah, memohon bagi umat pilihan. Respond Ilahi? "Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.” Iman yang mentah. Bila Anda melihat maka akan hidup, atau bila tak mau melihat akan mati. Bagi umat pilihan, pilihannya selalu sejelas itu. Ular sihir? Bukan, hanya gambaran Allah yang akan menjadi kutukan akibat dosa dari umat pilihan, agar mereka dapat masuk ke Tanah Perjanjian.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan