Tidak Ada Apa-apa Tetapi Beriman
John dibesarkan dengan mengetahui bahwa Allah memanggil dia untuk menjadi pendeta, dan dia rindu berkuliah di Solusi University. Namun, di Zimbabwe, siswa yang bekerja untuk membiayai kuliah hampir mustahil untuk ditemukan, jadi John harus bergantung pada ibunya untuk membayar biaya sekolah.
Karena cintanya dalam memenangkan jiwa, John menghabiskan masa liburan dengan perjalanan ke beberapa kota untuk mengadakan KKR singkat. Dia bersukacita karena melihat 100 orang datang kepada Kristus.
Pulang dari penginjilan masa liburan, John tahu bahwa tidak ada uang untuk membayar biaya sekolah. Ibunya menjelaskan bahwa barang-barangnya tidak akan dijual.
"Mungkin kamu harus menunggu satu semester untuk kuliah," katanya kepada John.
"Jangan khawatir," katanya. "Tuhan memanggil saya untuk pelayanan, dan Dia akan membantu biaya kuliah saya."
Tidak Ada Apa-apa tetapi Beriman
John mengemasi tasnya dan naik bus ke Solusi, tiba dengan tidak cukup uang untuk membeli tiket pulang. Dia tidak memiliki apa pun kecuali imannya.
Malam itu, John tinggal di kamar asrama temannya. Keesokan harinya ia pergi menemui dekan, yang enggan untuk memberikan dia kamar sebelum dia mendapatkan slip lunas dari keuangan. Tapi dekan mengenal John, dan akhirnya setuju. "Tapi jika kamu belum menerima izin dari keuangan sampai pukul 5:00 besok, kamu harus pindah."
John mengucapkan terima kasih dan pergi ke kamar. Segera ia bertelut dan berdoa. "Tuhan, terima kasih untuk waktu di mana saya miliki kamar ini. Jika Engkau tidak membayar biaya saya, saya harus pindah besok, jadi terserah Engkau. Terima kasih, Tuhan. Amin."
John mendengar bahwa temannya, Yeremia, seorang penginjil, sementara mengadakan pertemuan di kampus. Dia pergi mengunjunginya. "Apakah kamu membayar biaya kuliah?" la bertanya.
"Tidak," kata John jujur. "Kita tidak punya uang. Saya datang untuk berdoa dengan kamu tentang hal itu."
"Janganlah kita meminta uang kepada Tuhan," katanya. "Mari kita bersyukur kepada-Nya karena menyediakan uang yang kamu butuhkan."
Uang tidak datang hari itu. Sementara John berjalan di sekitar kampus beberapa teman menghentikan dia untuk bertanya apakah dia akan berkuliah. John tidak membe-ritahu mereka tentang kebutuhan keuangannya, tapi menjawab dengan senyum, "Semuanya baik-baik saja;Tuhan memegang kendali."
Tapi waktu tidur malam tidak ada yang terjadi. John menempatkan situasi ini di tangan Tuhan lagi dan kemudian tidur.
Jawaban Doa
Keesokan harinya John pergi ke pelayanan doa kampus. Pemimpin meminta para relawan untuk berdoa. John berdoa untuk siswa yang memiliki kebutuhan, dan diam-diam dia berdoa untuk kebutuhannya sendiri.
Beberapa jam kemudian ia bertemu dengan seorang teman di kampus. "Apa kabar? Apakah semuanya baik-baik saja? "Temannya bertanya.
"Ya," kata John, "semuanya okey. Tuhan memegang kendali." .
"Bagaimanakah ibumu?"Tanya teman.
"Dia baik-baik saja,"jawab John. Kemudian tanpa berpikir, ia menambahkan, "Tapi dia khawatir tentang biaya sekolah saya."
"Berapa banyak yang kamu bu-tuhkan?"Tanyanya.
"50.000 dolar (Zimbabwe)."
Temannya mengeluarkan beberapa pula, mata uang dari Botswana. "Ini 250 pula" kata temannya. Uang itu setara dengan 23.000 dolar Zimbabwe. John mengucapkan terima kasih kepada temannya dengan hangat. OK, Tuhan, pikirnya. Sekarang bagaimanakah cara mengubah pula ini menjadi dolar Zimbabwe cukup untuk mendaftar?
Dalam beberapa menit John menemukan seseorang yang bersedia untuk menukarkan pula-nya ke dolar Zimbabwe yang setara setengah jumlah yang diperlukan untuk mendaftar. John bergegas ke telepon untuk memberitahu ibunya apa yang Allah telah lakukan.
"Ibu,"katanya, "bolehkah menyuruh Mercy [adik John] ke bank untuk depositkan 25.000 dolar (Zimbabwe)?"
"John,"jawab ibunya, "kau tahu saya tidak punya uang."
"Hanya menyuruh Mercy ke kota," kata John. "Allah akan memberikan uang."Ibunya bingung, tapi dia tidak membantah. Jika John memiliki iman seperti itu, ia tidak berani meragukannya. Jadi dia meminta Mercy pergi ke kota dan menunggu Tuhan untuk memberikan uang padanya untuk John.
Sementara itu John pergi mendepositkan 25.000 dolar Zimbabwe yang ia telah terima ke rekening bank Solusi. Kemudian dia menelepon ibunya lagi.
Keajaiban Lain
"Saya sudah berusaha untuk menghubungi kamu!" Katanya. "Mercy bertemu seorang temanmu di kota yang telah merencanakan untuk memberikan uang, tapi kamu sudah berangkat ke sekolah. Ketika Mercy mengatakan kepadanya jumlah yang kamu butuhkan, itu lebih dari yang telah ia rencanakan untuk berikan, tetapi ketika ia membuka dompetnya, ia memiliki lebih
dari 25.000 dolar. Jadi dia memberi Mercy uang untuk kamu. Kita perlu tahu nomor rekening Solusi sehingga kita dapat menyetornya!"
Mata John dipenuhi air mata saat ia mendengar bagaimana Allah menjawab doa-doanya. Dengan bergegas ia kembali ke sekolah, John tiba hanya beberapa menit sebelum kantor ditutup. Hatinya terasa ringan, dan langkahnya mudah saat dia memikirkan bagaimana Allah telah melakukan keajaiban lain untuk seorang pria muda dengan tidak ada apa-apa tetapi beriman.
Lebih dari 1.000 mahasiswa terdaftar di Solusi University. Sekolah ini bertambah lebih banyak mahasiswa, dan lebih besar ruangan untuk ruang makan diperlukan. Terima kasih untuk dukungan Persembahan Misi Sabat Ketigabelas yang akan membantu pembangunan perluasan ruang makan universitas.
0 komentar :
Post a Comment