Pernikahan Yahudi

"Sebab Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu" (Yohanes 14:2).

Pernikahan di desa kecil di Kana, Galilea, seharusnya dimulai seperti kebanyakan pernikahan lainnya. Pada awalnya, cinta mungkin tidak menjadi salah satu faktor. Anda akan lihat, apa yang kami dapat kumpulkan mengenai saat-saat itu, mungkin inilah yang terjadi. Sekitar setahun sebelum pernikahan yang sebenarnya, ada kemungkinan bahwa ayah pemuda itu melamar si perempuan untuk anaknya (sebut saja namanya Ben dan pengantin wanitanya, Ester). Setelah acara adat setempat, Ben dan ayahnya kemudian pergi untuk berbicara dengan ayah Ester di rumahnya. Jika Ben diterima oleh ayah Ester, maka Ben akan membuat sebuah kontrak dengan Ester dan menawarinya secangkir anggur. Jika Ester minum bersama dia, maka kontrak itu mengikat, dan ia akan merampungkan perjanjian dengan membayar kepada ayahnya harga pengantin—jumlah yang lumayan untuk mengganti semua biaya sang ayah yang telah dikeluarkan untuk membesarkan Ester. Yang dilakukan berikutnya, Ben akan berbicara pelan kepada Ester, termasuk kalimat “Aku pergi untuk menyediakan tempat bagimu.” Setelah itu Ben akan kembali ke rumah ayahnya untuk mempersiapkan "membangun” kamar pengantin. Bila sudah selesai, seharusnya disiapkan makanan dan minuman dan segala sesuatu yang diperlukan untuk pesta seminggu. Ayah Ben harus menyetujui kamar pengantin. Itu harus tepat. Ketika orang bertanya kepada Ben kapan ia akan kawin, jawabannya pasti: "Saya tidak tahu—hanya ayah saya yang tahu."

Sementara Ester menunggu, mempersiapkan pernikahan, dia mengenakan kerudung setiap kali pergi ke luar, sebagai tanda bahwa dia telah dipingit, diasingkan, dan telah tunangan. Bilamana waktu semakin mendekat, para pengiring pengantin menunggunya siang dan malam. Mereka membawa ekstra minyak untuk lampu mereka, karena pengantin lelaki sering datang di malam hari. Tidak ada yang tahu kapan Ben akan datang untuknya. Lalu hal itu terjadi. Ben dan rombongannya datang dengan sorak-sorai dan suara nyaring dari terompet tanduk domba jantan yang menandakan pernikahan sebagus mungkin akan dilakukan. Ayah dan saudara Ester menginzinkan Ester “diculik” dan dibawa ke kamar pengantin, dengan banyak perayaan dan kegembiraan sepanjang jalan. Ben dan Ester pun memasuki ke kamar pengantin, di mana pernikahan itu terwujud. Handai tolan dan keluarga merayakan di luar. Terkadang, ketika semua makan dan minum telah disajikan, maka mereka kehabisan anggur.

Maria, ibu Yesus dan teman keluarga Ben, mungkin membantu menyiapkan makanan dan minuman untuk membuat tamu nyaman. Namun, apa? Tidak ada anggur? (Bersambung).

Mempelai Pria tersayang, saya tahu Engkau sedang mempersiapkan kamar pengantin-Mu. Saya merindukan Engkau kembali. Saya akan menunggu dengan lampu saya yang dihiasi dan tetap menyala.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan