Tebu Wangi

"Engkau tidak membeli tebu wangi bagi-Ku dengan uang atau mengenyangkan Aku dengan lemak korban sembelihanmu. Tetapi engkau memberati Aku dengan dosamu, engkau menyusahi Aku dengan kesalahanmu" (Yesaya 43:24).

Tanaman lahan basah dikenal sebagai jerangau, bukanlah gelagah atau alang-alang tetapi lebih tepat monokotil dengan nama ilmiah Acorus calamus. Melalui inspirasi dari Roh Kudus, Nabi Yesaya telah mencela fakta bahwa umat-Nya telah gagal membawakan persembahan kepada-Nya “tebu (jerangau) wangi" tapi malah memberatkan Dia dengan dosa-dosa mereka. Jadi apakah tanaman harum ini sehingga kita harus persembahkan kepada Allah?

Jerangau terdiri beberapa spesies yang ditemukan di iklim bagian utara Amerika Utara, Himalaya, Tiongkok, Jepang, Myanmar, dan Thailand. Tanaman ini tumbuh secara umum dan meluas. Sebagai tumbuhan terkenal dan diperdagangkan secara luas untuk digunakan sebagai obat dan aromatik, jerangau telah digunakan selama ribuan tahun. Potongan kecil batang harum dan bahkan akarnya yang lebih wangi, akan menyenangkan bila dikunyah menghilangkan rasa sakit gigi, mengurangi rasa mual, mengurangi kembung, dan merangsang sistem pencernaan. Seseorang dapat menambah dosis untuk merangsang rasa muntah dengan aman, karena tidak beracun. Karena jerangau berisi eter organik yang disebut asarone, baik untuk membunuh serangga dan bakteri. Ini adalah antioksidan kuat, dan minyak esensialnya beraroma seperti jeruk nipis yang menyenangkan berkontribusi terhadap industri parfum.

Kidung Agung memasukkan jerangau bersama kayu manis, narwastu, kunyit, dan bumbu-bumbu lainnya-sebagai rempah-rempah menyenangkan. Jadi pertanyaan untuk saya adalah bagaimanakah saya memperlakukan kekasih saya-Tuhan saya-hari ini? Dia mengasihi saya dengan cinta yang kekal dan tanpa syarat. Hatinya selalu berpaling ke arah saya. Apakah tanggapan saya untuk kerinduan-Nya berhubunganan secara pribadi? Apakah saya sengaja berdosa melawan Dia atau mengabaikan Dia saat saya menjalani hari-hari saya? Atau apakah saya sering kembali kepada-Nya, memberikan pada-Nya yang terbaik, yang paling wangi, yang paling mahal, yang termanis dari saya? Apakah saya secara teratur meminta nasihat-Nya, bersyukur kepacJa-Nya untuk karunia-Nya, melibatkan Dia dalam percakapan yang sedang berlangsung di kepala saya? Mungkin sekarang, ketika saya mendengar angin gemerisik melalui alang-alang tebu wangi ini, saya akan mendengar suara-Nya dan menjawab kembali dengan cinta dan pujian.

Tuhan dari semua, Engkau telah memberi saya begitu banyak. Apakah yang bisa saya berikan kepada-Mu selain dari apa yang Engkau telah berikan kepada saya—waktu saya, perhatian saya, dan ketaatan saya?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan