Sepatu

"Kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera" (Efesus 6:15)

Melindungi kaki saat berjalan atau berlari menghasilkan berbagai solusi. Beberapa dekade lalu di Afrika, saya memerhatikan pembeli sepatu berdiri tanpa alas kaki di atas selembar karet ban. Penjual sepatu akan menggambar di sekitar kaki, memotong potongan karet itu, kemudian menempelkan sol sandal dengan apa adanya ke kaki pembeli dengan kulit atau serat tanaman. Itu saja. Mungkin itulah sandal yang dipakai di zaman Alkitab dengan sedikit perbaikan.

Di Belanda saya mengamati pengrajin mengukir sepatu yang disebut klompen dari potongan kayu keras. Meskipun tidak nyaman untuk dipakai, suara yang dihasilkan saat berjalan memberitahu bahwa Anda tidak dapat bersembunyi dari siapa pun. Kayu lebih tahan lama dibandingkan kulit di dataran rendah berawa basah di peternakan Belanda. Di tempat lain di Eropa, selama berabad-abad telah memakai sol kayu yang bagian atasnya dipakukan kulit yang disebut bakiak.

Sekarang ini, fungsi sepatu sebagai pelindung mungkin telah berkurang. Beberapa memakai sepatu hanya untuk menunjukkan mode. Ketika saya mengamati pemakainya berjalan terpincang-pincang, saya tidak bisa membayangkan apakah alas kaki tidak nyaman atau aman, atau memberikan kontribusi yang baik untuk mekanik tubuh. Ilmu mekanika tubuh berkembang di mana kebanyakan sepatu sekarang ini mengombinasikan kenyamanan dan perlindungan. Pikirkanlah fungsi sepatu: Sepatu berujung baja untuk bekerja; sepatu pemanjat tebing batu itu ketat, sepatu ringan untuk berlari; sepatu sepeda, sepatu golf bersama pasak, sepatu sepak bola dan baseball dengan ladam, dan sepatu beralas besi untuk pendakian es.

Pada saat olahraga jalan kaki baru-baru ini, entah bagaimana saya kemasukan kerikil yang sangat kecil ke dalam sepatu saya. Sepertinya kerikil itu berada pada pusat kaki saya dan rasanya terjebak di sana. Apa pun usaha saya tidak bisa berjalan tanpa menginjaknya. Satu-satunya solusi adalah berhenti, melepaskan sepatu, dan mengeluarkan batu itu. Hingga batu itu keluar, saya pincang. Saya merasa sangat penting untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah termasuk melindungi kaki kita dengan Injil damai sejahtera. Mengenakan sepatu untuk berperang membutuhkan waktu lebih lama daripada mengikat pedang atau helm. Tetapi kaki Anda penting dalam pertempuran. Bagaimanakah Anda akan berdiri dan melawan atau mengejar atau melarikan diri? Kaki yang cedera membuat Anda jatuh dengan cepat.

Tuhan, apakah saya masih memerlukan lebih banyak lagi persiapan untuk berdiri teguh di dalam Injil? Ajarlah saya cara memakai seluruh perlengkapan senjata-Mu dan untuk berperang dalam peperangan iman.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan