Umat-Ku

"Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku" (2 Korintus 6:16).

Saya sedang menonton rekaman video tornado badai besar yang menghancurkan Tuscaloosa, Alabama, pada tanggal 27 April 2011. Suara di belakang kamera terus mengulangi, “Oh, Tuhan.” Frasa berulang tidak terdengar seperti doa atau permohonan kepada Allah, melainkan ekspresi takjub dan kagum pada ukuran dan keganasan pusaran yang mendatangkan malapetaka di kota itu. Suara singkat ini mengesankan saya lagi betapa mudahnya orang menggunakan frasa “Oh my God (OMG)” artinya “Oh, Tuhan,” frasa atau singkatan sekarang ini. OMG sangat umum dalam sms dan situs jejaring sosial. Banyak tanpa berpikir mendalam membawakan kata-kata “Tuhanku.” Oh, betapa saya ingin mengenal keagungan dan supremasi Tuhan saya.

Penulis Alkitab secara teratur menggunakan frasa posesif “Allahku.” Ini muncul sekitar 130-150 ayat (hampir setengah berasal dari Mazmur), tergantung pada terjemahan Alkitab yang Anda pilih. Di sini hanya tiga contoh, bagaimana Alkitab menggunakannya. “Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku” (Fil. 4). “Tetapi aku ini akan menunggu-nunggu TUHAN, akan mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku; Allahku akan mendengarkan aku!” (Mkh. 7:7). “Allahku Engkau, aku hendak bersyukur kepada-Mu, Allahku, aku hendak meninggikan Engkau” (Mzm. 118:28). Dalam hampir setiap penggunaan frasa “Allahku,” muncul dalam ucapan terima kasih, pujian, dan doa. Istilah ini meninggikan Allah dan menunjukkan hubungan pribadi. Apakah itu signifikan bahwa “Oh, Allahku” tidak muncul satu kali pun dalam catatan Alkitab? Mungkinkah karena itu menyepelekan dan mencemarkan kekudusan nama Allah?

Di sisi lain, New King James Version memiliki 218 penggunaan ungkapan “umat-Ku.” Menurut hitungan saya, 185 kasus mengutip Allah sebagaimana Dia “bergirang karena umat-Ku” (Yes. 65:19), atau merintih “karena luka puteri bangsaku hatiku luka; aku berkabung, kedahsyatan telah menyergap aku” (Yer. 8:21).' Membaca ayat seperti “umat-Ku” mengesankan saya betapa Tuhan merindukan suatu hubungan dengan kita. Tiga puluh dua bagian dari “umat-Ku” termasuk konsep hubungan dua arah: “Dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku” (2 Kor. 6:16). Mahkota permata dari teks jenis hubungan ini menunjukkan kerinduan Allah dalam Yeremia 24:7, di mana Dia mengatakan: | “Aku akan memberi mereka suatu hati untuk mengenal Aku, yaitu bahwa Akulah TUHAN, Mereka akan menjadi umat-Ku dan Aku ini akan menjadi Allah mereka, sebab mereka akan bertobat kepada-Ku dengan segenap hatinya.”

Ya Tuhan, Engkaulah memang Allah saya. Biarkan saya tidak pernah menyangkal Engkau atau bahkan menggunakan nama-Mu dengan sia-sia.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan