Sebuah Kebangkitan yang Lebih baik

“Ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab di bangkitkan. Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik” (Ibrani 11:35).

Yesus bukan hanyalah kebangkitan yang lebih baik, Dia adalah satu-satunya kebangkitan. Setan, dengan semua kekuatannya yang sunguh-sungguh, tidak bisa menciptakan kehidupan. Dia bisa menirunya, membuat simulasi, dan menyalinnya, tetapi ia tidak bisa membawanya ke dalam kenyataan. Dia tidak bisa membangkitkan orang mati. Dia bisa meniru kebangkitan, ia dapat mengembangkan penampakkan seperti Saul melalui penyihir di Endor, ia berpikir bahwa ia dapat membentuk seperti hantu dan menakut-nakuti dan membodohi manusia, tetapi ia tidak dapat menciptakan kehidupan atau membangkitkan ketika kehidupan itu berakhir. Apakah ia memiliki kuasa untuk menciptakan, dia tidak ragu bahwa ia akan membebaskan pasukannya dengan harapan besar dalam perang melawan Kristus. Jika dia bisa membangkitkan manusia, planet kita akan dibanjiri dengan mereka yang tidak bertobat sejak dari Eden.

Ia bukan "pemberi hidup"; ia adalah "pengambil hidup." Janjinya selalu menyebabkan kematian. Dia penguasa perang mematikan, sumber dari setiap “pemahaman” mematikan, setiap kebaikan palsu, setiap jalan yang tidak membawa pada kehidupan kekal. Ia meningkatkan semua kesempatan akan kematian.

Semua manusia harus mati, dan kematian yang menyedihkan, membuat dia berbahagia. Untuk itu ia mengirim banjir dan kebakaran, gempa bumi dan longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, dan tsunami untuk menyapu jutaan orang pada waktunya, kematian yang tragis. Umat Allah tidak dikecualikan dalam bahaya ini. Kita juga kadang-kadang korban kecelakaan dan bencana alam, dan jika bukan salah satu dari peristiwa ini, akhirnya kita mati karena dosa kutuk turunan.

Apakah yang akan kita lakukan dalam menghadapi kematian? Pertama, memperhatikan nasihat seorang bijak; "Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tidak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi" (Pengkhotbah 9:10).

Kedua, kita harus bijaksana untuk menempatkan kepercayaan kita dalam janji Kristus yaitu Ia akan datang kembali menuntut umat tebusan-Nya sendiri, dengan keyakinan teguh bahwa "Ia yang akan datang sudah akan ada" (Ibr. 10:37) dan orang yang mati "di dalam Dia" akan dibangkitkan dari kematian untuk menerima hidup kekal dan menikmati kebahagiaan untuk selama-lamanya.






Pelajaran 6 Sekolah Sabat

Berita Mission 11 November 2017

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan