Meditasi dalam Kesenangan

"Dengan tabah hati ia hidup menurut jalan yang ditunjukkan TUHAN” (2 Tawarikh 17:6).

"Nikmat" adalah suatu kata bahagia, membangkitkan keringanan, kepuasan, sukacita, dan kenikmatan yang luhur. Ini terjadi kepada ibu yang melihat dengan penuh kasih wajah bayi yang baru lahir, ayah mengajar anaknya naik sepeda tanpa roda bantu, suami menikmati istri masa mudanya (Ams. 5:18), atau istri duduk di bawah naungan suami dan mencicipi buah manis (Kidung 2:3).

Jadi, nikmat adalah mendapatkan kesenangan besar di sebuat tempat, kegiatan, atau ditemani orang lain. Allah menciptakan kita untuk kemuliaan-Nya(Yes. 43:7). Dia memiliki kesenangan besar dalam kita (Mzm. 18:19; Zef. 3:17). Mencari sukacita atau kesenangan adalah baik jika kita mencari kenikmatan yang ditetapkan Allah. Hal itu jauh lebih baik daripada “kenikmatan” palsu si penipu yang dengan cepat berubah menjadi kepahitan dan kesedihan.

Bacalah yang berikut ini dengan saksama, karena itu adalah pernyataan yang dicap dengan meterai Allah di bagian akhir, yaitu, “mulut TUHANlah yang mengatakannya”; “Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan,’ dan hari kudus TUHAN ‘hari yang mulia; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut TUHANlah yang mengatakannya”(Yes. 58:13,14).

Hal ini sangat penting, bahwa saya mencoba untuk mencari tahu apa yang paling menyenangkan bagi Tuhan dan kemudian memastikan bahwa saya memberikan perhatian untuk itu. Untungnya, firman-Nya tidak bertele-tele, bahasanya tidak sulit dipahami. Ditemukan dalam Yeremia 9:23, 24, itu diapit di depan dan di belakang dengan meterai persetujuan-Nya. Ini dia: “Beginilah firman TUHAN: ‘Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya,tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.’”

Tuhan yang baik dan pengasih, adil dan benar di bumi, biarlah saya juga menyenangi tabiat-Mu yang indah dan mulia. Tentu saja, itu adalah kemuliaan-Mu.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan