RAHASIA PEMELIHARAAN ALLAH
"Dan dalam kitab Tauratmu ada tertulis, bahwa kesaksian dua orang adalah sah; Akulah yang bersaksi tentang diri-Ku sendiri, dan juga Bapa, yang mengutus Aku, bersaksi tentang Aku.’ Maka kata mereka kepada-Nya: ‘Di manakah Bapa-Mu?’ Jawab Yesus: ‘Baik Aku, maupun Bapa-Ku tidak kamu kenal. Jikalau sekiranya kamu mengenal Aku, kamu mengenal juga Bapa-Ku.’ Kata-kata itu dikatakan Yesus dekat perbendaharaan, waktu Ia mengajar di dalam Bait Allah. Dan tidak seorangpun yang menangkap Dia, karena saat-Nya belum tiba” (Yohanes 8:17-20).
Bila membaca Yohanes 8, kita mendapat kesan bahwa sesuatu seperti sidang pengadilan sedang berlangsung. Sebaliknya, kita bertanya-tanya siapa yang sedang diadili. Kesan pertama adalah bahwa para pemimpin Yahudi sedang duduk mengadili Yesus. Tetapi semakin kita renungkan pasal tersebut semakin kelihatannya seakan para pemimpin yang sedang dibela.
Begitulah memang keadaannya dalam kasus wanita yang tertangkap basah berzinah (Yoh. 8:1-11). Para pemimpin Yahudi dengan tegas menuduh wanita itu tetapi juga mencari alasan untuk menemukan kesalahan Yesus. Namun setelah Dia sedikit mencorat-coret di tanah, mereka semua menjadi malu dan menyelinap pergi. Yesus mempunyai bukti, dan tak ada satu orang-pun tersisa untuk melontarkan batu yang pertama. Dia memegang kendali. Mereka sudah menghakimi.
Mulai dengan ayat 12, para pemimpin Yahudi lagi-lagi memasuki satu ronde penghakiman dan bersilat lidah. Kali ini berpusat pada pernyataan Yesus bahwa Dia “terang dunia” dan mereka yang mengikuti-Nya berada di dalam terang itu. Jadi artinya, secara tidak langsung dimaksudkan bahwa orang-orang Farisi berada di dalam gelap.
Pada saat itu orang-orang Farisi meluncurkan serangan ke arah Yesus yang pada intinya membela diri mereka sendiri dan bukan menuduh. Argumentasi mereka adalah bahwa Dia terlalu berlebihan dalam pernyataanNya, karena Dia bersaksi bahwa diri-Nya “terang,” yang menurut pemikiran Yahudi berarti menggambarkan pada diri-Nya fungsi-fungsi Allah dan Mesias. Yesus tidak mundur, malah menyatakan bahwa bukan saja kesaksian-Nya benar tetapi Bapa-Nya bergabung dengan Dia sebagai saksi kedua. Yesus membuat lawan-lawan-Nya membela diri. Tetapi, luar biasanya, mereka tidak “menutup dan mengunci” Dia, walau semakin menjadi jelas bahwa itulah hasrat mereka.
Dan mengapa mereka tidak menahan-Nya? Karena “saat-Nya belum tiba.” Inilah ungkapan yang Yohanes berulangkali gunakan. Semua dida-lam Injil Yesus bergerak menuju “saat’-Nya. Dan saat itu akhirnya akan tiba. Tetapi hanya setelah semua sudah siap.
Ada sesuatu yang penting di sini. Kita sebagai manusia tidak akan pernah sepenuhnya mengerti kegiatan Allah dalam sejarah manusia. Tetapi Dia di dalam pemeliharaan-Nya selalu melaksanakan rencana-Nya. Dan pemeli-haraan-Nya itu terjadi setiap hari dalam kehidupan kita masing-masing.
177
0 komentar :
Post a Comment