MELIHAT DI BAWAH PERMUKAAN
“Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: ‘Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.’ Jawab Yesus: ‘Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.’Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.’ Tetapi Yesus menjawab: Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.’ Kata perempuan itu: ‘Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.’ Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ‘Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.’ Dan seketika itu juga anaknya sembuh” (Matius 15:23-28).
Galilea Utara tidak terlalu jauh dari Yerusalem. Kaum Farisi sudah me-ngikuti-Nya sejauh itu. Tetapi Yesus memerlukan waktu untuk melatih secara langsung murid-murid-Nya sehubungan dengan masa krisis yang akan datang. Jalan keluar satu-satunya adalah masuk ke wilayah bukan Yahudi, termasuk daerah Tyra, Sidon, dan Kaisarea Filipi. Dengan demikian, Dia akan berada di luar jangkauan Herodes Antipas.
Sebagaimana kita dapat perkirakan, Yesus segera bertemu orang-orang bukan Yahudi. Salah satunya adalah seorang wanita Kanaan yang datang kepada-Nya memohon belas kasihan untuk anak perempuannya yang dirasuk Setan. Ketika Dia menanggapi, Dia melakukan sesuatu yang tampaknya berlawanan bagi kita, tetapi itu yang sebenarnya diharapkan murid-murid Yahudi. Dia tidak mempedulikan wanita itu. Para murid yang menyetujui sikap Yesus, segera memohon Dia untuk mengusir perempuan itu.
Tanggapan Yesus memberitahu perempuan itu bahwa Dia diutus kepada orang-orang Yahudi. Tetapi, dia sama sekali tidak berkecil hati, dia tetap memohon bantuan Yesus. Dia kemudian berkata kepada wanita itu bahwa tidak pantas membuang remah-remah makanan bagi anjing. Ketika perempuan itu mendengar perkataan itu, dia melihat sekilas harapan, maka dengan sangat dia menyatakan bersedia menjadi anjing asal saja dia boleh menerima berkat-berkat kerajaan.
Yesus membalas dengan berlimpah. Dia bukan saja memuji iman wanita itu, tapi juga menyembuhkan anak perempuannya. Wanita Kanaan tak dikenal itu berhasil mengerti apa yang para murid gagal mengerti-bahwa seseorang harus bersedia menjadi bukan apa-apa untuk memasuki kerajaan.
Walau itu benar, kekasaran Yesus terhadap wanita itu masih menyinggung perasaan sebagian besar pembaca modern dari Alkitab. Kita perlu mengingat bawa ekspresi wajah dan bahasa tubuh mengiringi kata-kata-Nya. Dari cahaya mata-Nya, sedikit senyuman di sisi mulut-Nya, wanita itu melihat tanda harapan. Ellen White mencatat bahwa “dalam jawaban Yesus yang tampaknya sebagai penolakan itu, ia melihat belas kasihan yang tidak dapat disembunyikan-Nya” (Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 437).
Bapa, bantulah saya agar peka terhadap-Mu dan mengingini-Mu seperti wanita Kanaan itu.
0 komentar :
Post a Comment