AGAMA TIDAK FOKUS
Kemudian datanglah beberapa orang Farisi dan ahli Taurat dari Yerusalem kepada Yesus dan berkata: ‘Mengapa murid-murid-Mu melanggar adat istiadat nenek moyang kita? Mereka tidak membasuh tangan sebelum makan.’ Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ‘Mengapa kamupun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu’” (Matius 15:1-3).
Kita harus mengucapkan selamat kepada ahli Taurat dan orang-orang Farisi atas kesetiaan mereka. Entah seberapa jauh mereka harus tempuh untuk menyerang Yesus mereka akan melakukannya. Disayangkan bahwa mereka tidak punya tujuan lebih baik untuk pengabdian mereka.
Perselisihan Yesus dan para pemimpin Yahudi yang dicatat dalam Matius 15 dan Markus 7, semata-semata hanya bagian luar permasalahan yaitu pada pencemaran seremonial. Tetapi pada jenjang yang lebih luas, perselisihan tersebut adalah mengenai sifat hakiki dari agama dan kedalaman keberdos-aan manusia.
Kalangan Farisi bertujuan mempertanyakan Yesus mengenai sebab-sebab para murid-Nya melanggar tradisi para tua-tua. Perhatikan bahwa mereka tidak menuduh Yesus berbuat demikian, tetapi mengajar para murid-Nya untuk tidak menghormati tradisi. Dan dalam tuduhan itu mereka benar sekali.
Menurut Injil Matius, masalahnya berkaitan dengan pembasuhan tangan. Di sini penting sekali untuk mencatat bahwa masalahnya bukan kebersihan fisik tetapi kekotoran seremonial. Dalam keinginan mereka dengan murni dan sungguh-sungguh menghormati Allah, orang-orang Farisi menggunakan perintah-Nya untuk pembasuhan para imam di dalam Bait Suci (Kel. 30:17-21) dan mengembangkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, mereka menggandakan jumlah hal-hal penyebab pencemaran dan proses pembersihan itu dijadikan ritual. Membasuh secara seremonial menjadi begitu penting bagi mereka sehingga akhirnya mereka menuliskan buku mengenai Misnah (versi tertulis dari tradisi oral) pada proses ini (disebut Ya-daim, atau “tangan”). Umat percaya diharuskan membasuh tangan mereka dengan cara yang sudah ditentukan, atau makanan mereka, dan selanjutnya diteruskan dengan seluruh diri mereka, akan najis dan tidak pantas untuk memuja Allah. Sementara itu, Yesus dalam Matius 15:3-6 menggambarkan bahwa beberapa dari tradisi mereka menyebabkan mereka melanggar Sepuluh Perintah Allah, terutama yang ditujukan untuk mengasihi dan mengurus orang tua mereka.
Inilah kasus mengenai dosa pengabdian, suatu dosa orang-orang beragama yang mencoba sebisa mungkin melakukan hal keagamaan dan merekayasa dalam memproses peraturan-peraturan. Itu bukan saja penyakit orang farisi, tetapi juga ditemukan di antara umat Katolik, Baptis, dan Advent. Hal ini ditunjukan bila ada seorang diakon yang sangat marah, Ada periode pemeriksaan secara seksama, dan mereka yang meledak apabila orang tidak menurut peraturan semestinya.
0 komentar :
Post a Comment