ALLAH yang Hidup

Hari itu hari Jumat, cuaca cerah dan panas pada bulan Juni di gereja Jouthkhamar terletak di samping Adventist Hill Tracts School & Seminary (AHTSS) di Bangladesh. Di dekatnya terdapat sebuah kuil Hindu yang besar. Seorang imam Hindu tinggal di kuil tersebut dan menyembah allah-alah mereka setiap pagi dan petang.

Tuan Binod Joti Tripura merupakan salah satu dari pengerja sekolah dan gereja, yang sedang bertugas untuk menjaga gereja Jouthkhamar. Hari Jumat pagi ini, ia pergi dengan para murid ke desa. Ketika mereka kembali ke gereja, mereka melihat bahwa seseorang telah menyegel tanah gereja dan memagarinya!

Tuan Tripura dan para murid mencoba untuk mencabut pagarnya. Tiba-tiba, imam Hindu itu keluar dari kuilnya dan mulai meneriaki mereka. Kemudian, imam itu mulai mengutuki Yesus, dengan berkata bahwa Yesus adalah anak haram, nabi palsu, dan menyebut Yesus dengan nama-nama hinaan.Tuan Tripura dan dan para murid mengatakan kepadanya untuk berhenti menggunakan bahasa-bahasa kasar terhadap Tuhan.

"Tidak Seorangpun Menyelamatkan Engkau" 
Imam itu menjadi sangat marah kepada Tuan Tripura dan berjanji akan membunuhnya malam itu, "Tidak ada seorang pun di dunia ini," dia berkata, "yang akan menyelematkan engkau dari tanganku."

Tuan Tripura yang memiliki iman menjawab, "Aliahku adalah Allah yang hidup. Saya yakin la akan menghukum engkau sebelum matahari terbenam besok malam. Tidak ada di dunia ini, yang dapat menyelematkanmu dari tangan Allah saya Yang Mahakuasa."

Banyak dari penduduk desa itu berada di sana, dan mereka semua mendengar percakapan itu. Mereka mengetahui bahwa imam Hindu itu sangat berkuasa, dan percaya bahwa ia memiliki kuasa dari dewa. Mereka percaya, bahwa jika ia mau, maka imam itu dapat menghancurkan hidup siapa pun, kapan saja dia mau, sehingga penduduk desa itu takut kepadanya. Penduduk desa yakin bahwa Tuan Tripura akan dibunuh oleh imam Hindu malam itu. Pagi-pagi benar keesokan harinya, hari Sabat, gantinya para penduduk desa kembali untuk melihat tubuh yang mati, mereka melihat Tuan Tripura masih hidup.


Kejutan di Pagi Hari
"Mengapa kamu semua berada di rumah saya pagi-pagi sekali?" Tuan Tripura bertanya kepada mereka.
"Tuan," mereka menjawab, "kami mengasihi Anda sebagai tetangga kami, dan kami tidak dapat tidur sepanjang malam karena kami mengkhawatirkan Anda. Kami pikir Anda akan mati pagi ini, jadi kami datang untuk memberi penghormatan terakhir kami kepada Anda."

Tuan Tripura menjawab mereka, "Saya menyembah Allah yang hidup dan Mahakuasa. Kamu akan melihat apa yang terjadi hari ini sebelum matahari terbenam. Imam Hindu itu akan dihukum oleh Tuhan yang saya sembah." "Bagaimanakah caranya?" mereka bertanya. "Saya tidak tahu,"Tuan Tripura menjawab, 'namun saya percaya bahwa Allah akan menghukumnya hari ini, yaitu hari Sabtu, hari Sabat."

Para murid dan staf memutuskan untuk mengadakan hari puasa khusus pada Sabat itu. Mereka memuji Allah melalui pujian dan seri bacaan Alkitab dan waktu khusus untuk berdoa. "Ya Tuhan, kami memuji nama-Mu dan menyerahkan hidup kami di bawah kaki-Mu. Kiranya Engkau mengampuni dosa-dosa kami dan menerima doa-doa kami. Tuhan, Engkau mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi dengan imam Hindu itu. Kami percaya bahwa Engkau adalah Allah yang hidup. Kiranya Engkau akan menunjukkan kemahakuasaan-Mu agar orang-orang dapat mengetahui bahwa Allah kami hidup dan Mahakuasa."

Sebuah Awan Kecil
Mereka berdoa kepada Allah selama berjam-jam pada hari yang panas itu. Akhirnya, tepat pukul 3 sore, mereka melihat sebuah awan kecil di langit, tetapi mereka masih tidak tahu bagaimana Allah akan menghukum imam Hindu itu.

Kemudian mulai hujan. Semua orang menjadi takut, mereka tahu bahwa sewaktu-waktu petir dapat menyambar di mana saja. Akhirnya, mereka melihat petir menyambar kuil Hindu itu dua kali dalam waktu 5 menit. Kuil itu mulai terbakar dan semua patung-patung berhala hancur lebur. Tuan Tripura dan para murid mengetahui bahwa itulah jawaban atas doa doa mereka. Imam Hindu itu menjadi sangat takut jadi ia datang dan meminta Tuan Tripura untuk mengampuni kesalahannya terhadap Tuan Tripura dan juga kepada Tuhan. Tuan Tripura memaafkan imam Hindu itu, dan badai petir berhenti selang 5-10 menit kemudian.

Sekarang, hujan telah berhenti. Para penduduk desa datang untuk melihat kuil yang telah terbakar habis dan patung-patung berhala mereka yang telah hancur. Mereka berkata kepada Tuan Tripura, "Tuan, kami tahu engkau adalah ahli sihir yang hebat. Dengan sihirmu yang hebat, engkau telah mengalahkan imam Hindu yang berkuasa itu."

"Saya benar-benar bukan seorang ahli sihir," tuan Tripura berkata kepada mereka. "Saya menyembah Allah yang benar, yang hidup, la menjawab doa saya.Tuhan yang saya sembah Mahakuasa dan hebat. Tidak ada yang tidak dapat Allah lakukan untuk kita. Percayalah kepada-Nya. Jika kita percaya, maka Allah akan menyelematkan kita dan bertarung melawan orang-orang yang memusuhi kita."

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan