Sahabat yang Tetap

"Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zanuuf (Matius 28:20)."

Tunggu sebentar. Apakah Yesus bersungguh-sungguh dengan apa yang Dia katakan? “Aku menyertai kamu senantiasa.” Dapatkah la mengatakannya lebih jelas? Kalimat deklaratif sederhana itu memberitahu siapa (“1” [Aku] | Yesus berbicara), ketika (“am” [kata bantu] = pernyataan fakta, sekarang), bahwa (“menyertai kamu”), dan untuk berapa lama (“senantiasa”-tidak pernah ada waktu yang bukan bagian dari senantiasa). Bacalah sekali lagi. Ini bukan janji “Aku akan menyertai kamu senantiasa” suatu saat nanti. Juga bukan janji bersyarat: Jika Anda melakukan ini, maka Aku akan selalu menyertai kamu. Ini adalah pernyataan fakta sekarang. “Aku menyertai kamu senantiasa.” Dan jika Anda membaca apa yang Yesus katakan dalam napas yang sama, Anda tahu bahwa Dia menekankan kembali atau menjelaskan berapa lama janji-Nya berlangsung. “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Apakah Anda mengerti-sampai akhir zaman. Tapi tunggu, masih ada lagi. Kata pengantar untuk pernyataan ini merupakan jaminan realitas kata-kata yang berikut: “Dan ketahuilah." Seolah-olah Yesus mengatakan, “Anda bisa percaya ini. Jangan lupakan ini. Perhatikan sekarang.“ Pembukaan memungkinkan Anda tahu apa yang beritkutnya adalah penting.

Jadi pertanyaan yang saya harus tanyakan pada diri saya.sendiri adalah: “Mengapa saya tidak hidupkan kehidupan saya, 24 jam per minggu, jika saya benar-benar percaya ini?” Setiap hari saya melakukan hal-hal yang menunjukkan kepada istri saya, keluarga saya, komunitas saya, bahwa saya tidak percaya.

Misalnya, ada saatnya-banyak sekali, sebenarnya-saya kasar kepada istri saya. Saya tidak akan melakukan itu jika saya bersama tetangga saya. Dan Sahabat Setia saya secara khusus meminta saya untuk mencintai wanita ini-bagi-Nya. Jadi mengapa saya kasar sementara Dia di sana memerhatikan saya? Bagaimanakah dengan saat saya menonton film di televisi di mana saya tidak ingin anak-anak saya sendiri melihatnya? Apakah saya akan terus menonton kalau mengetahui bahwa Yesus ada di sana di sisiku? Atau bagaimanakah saya menanggapi kebutuhan para tunawisma dengan wajah pucatnya yang melintasi jalan saya? Suatu kali saya ke luar rumah untuk makan bersama teman-teman dan makan terlalu banyak serta menghabiskan waktu berbicara tentang liburan terakhir saya dan semua impian yang saya ingin beli berikutnya. Saya tidak percaya bahwa hh tidak memperkenalkan Sahabat saya kepada orang di samping saya dan berbicara tentang apa yang telah Dia lakukan dalam hidup saya. Lihat apa yang saya maksud? Hidup saya adalah bukti bahwa saya tidak percaya kepada pernyataan deklaratif sederhana: “Saya menyertai kamu selalu,”

Sahabat setia, maafkan saya karena ketidakpercayaan saya. Saya sekarang mt-milih untuk percaya. Bantulah ketidakpercayaan sayu.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan