Jangan Lupa!

Bacalah Amsal 3:7. Apakah perangkap berhikmat dalam pandangan sendiri? 

menjadi berhikmat dalam pandangan sendiri akan menyebabkan ilusi bahwa seseorang tidak membutuhkan Allah untuk menjadi bijaksana. Ini adalah situasi yang tidak berpengharapan. “Harapan bagi orang bebal lebih banyak daripada bagi orang itu" (Ams. 26:12). Kembali, hikmat digambarkan sebagai 1 komitmen keagamaan. Menjadi berhikmat berarti menuruti perintah-perintah. Allah (Ams. 3:1), memperlihatkan "kasih dan setia" {Ams. 3:3), dan "percaya kepada TUHAN" (Ams. 3:5). Hikmat menyiratkan hubungan yang erat dengan Allah. Perhatikan pengulangan ayat—ayat tentang hati (Ams. 3:/, 3, 5), kedudukan tanggapan pribadi kita kepada pengaruh Allah. (Hati sudah disebutkan dalam Amsal 2:10 sebagai tempat yang seharusnya dimasuki hikmat)

Bacalah Amsal 3:l3-18. Apakah upah yang didapat dengan karunia hikmat? 

Hikmat dikaitkan dengan kehidupan dan kesehatan (Ams. 3:2, 8, 16, 18)22). Salah satu gambaran yang paling cocok adalah "pohon kehidupan" (Ams. 3:/8), sebuah janji beberapa kali diulangi di dalam Alkitab ams:11:30; 13:15;4 /5:4). Metafora ini merujuk kepada taman Eden. Janji ini tidak berani bahwa menerima hikmat akan menyediakan kehidupan kekal; sebaliknya, idenya adalah bahwa kualitas hidup bersama Allah, yang orangtua pertama kita nikmati di [iden. bisa dipulihkan untuk beberapa tahap. Ketika kita hidup bersama Allah, kita memperboleh beberapa pandangan. beberapa petunjuk, tentang Eden; bahkan lebih baik lagi, kita belajar untuk berharap dalam janji pemulihan kerajaan yang hilang ini (lihat dan 7:18). 

Bacalah Amsal 3:19, 20. Mengapakah kebutuhan hikmat sangat penting? 

Referensi kisah Penciptaan yang tiba—tiba tampaknya tidak cocok dalam  konteks ini. Namun penggunaan hikmat dalam Peneiptaan memperkuat pendapat ayat 18, yang menghubungkan hikmat dengan pohon kehidupan. Jika Allah menggunakan hikmat untuk menciptakan langit dan bumi, hikmat bukanlah masalah sepele. Ruang lingkup hikmat adalah kosmis, melampaui batas-batas keberadaan bumi kita. Hikmat menyangkut kehidupan kekal kita juga. Pelajaran ini tersirat dalam referensi kepada pohon kehidupan; yang mengingatkan kepada taman Eden. Perspektif juga terkandung dalam janji yang menyimpulkan ayat kita: "Orang bijak akan mewarisi kehormatan" (Ams. 3:35).
 
Apabila saudara ingin berbagi komentar, kritik & saran, kirim saja ke email : gmahkairbersih@gmail.com  Tuhan Memberkati.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan