Pernikahan Sebagai contoh
"Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kejadian 2:24).
Kisah pernikahan pertama adalah bagian integral kisah Penciptaan. Allah baru saja selesai menjadikan “segala binatang hutan" dan semua “burung di udara" (Kej. 2:20), dan Dia membawa binatang-binatang kepada Adam yang baru diciptakan untuk menunjukkan apakah yang Adam akan lakukan kepada binatang-binatang. Apa pun yang diputuskan Adam, itulah menjadi nama binatang-binatang itu. Selama proses ini, Adam memerhatikan bahwa semua burung dan binatang memiliki pasangan jantan dan betina.
Di manakah setengah bagian Adam lainnya? Jadi Tuhan melakukan anastesis dan operasi donor organ yang pertama dengan mengambil satu tulang rusuk dan dengan mulus menutup luka itu. Dari tulang rusuk Adam, Tuhan Allah membuat wanita pertama dan membawanya itu kepada Adam. Saya coba membayangkan kelembutan dan kasih antara pasangan pertama ini selama hari-hari dan minggu-minggu bulan madu mereka. Bagaimana mereka dengan seksama saling mendengarkan dalam percakapan mereka yang mengasyikkan? Apakah mereka membagikan perasaan mereka yang terdalam? Apakah mereka penuh perhatian untuk memenuhi kebutuhan masing-masing? Apakah mereka mendapatkan instruksi dari Allah sendiri? Rasanya Tuhan menceritakan bahwa tugas Adam adalah untuk mencintai Hawa.
Dia membiarkan Adam tahu bahwa tidak mudah menentukan seperti apakah perasaan cinta kepada Hawa. Namun, itu menjadi tugas yang menyenangkan. Mengenalinya dan kemudian sangat mencintainya. Allah pasti telah mengatakan, "Lakukan untuk Saya’ Dan untuk Hawa, Allah menjelaskan bahwa apa yang paling dibutuhkan Adam adalah rasa hormat. Sekali lagi, yang menjadi tugas Hawa adalah bagaimana menghormati Adam dan kemudian menunjukkan rasa hormat itu. Dan pernikahan itu menjadi model. Ikatan misterius antara suami yang penuh kasih dan seorang istri yang penuh hormat (Efesus 5:33) adalah ilustrasi terbaik yang kita miliki tentang ikatan kasih antara Kristus dan umat-Nya. Saya mencoba memikirkan apa arti hal ini.
Ketika saya dan istri saya mengalami dan menikmati keintiman yang dalam pada pernikahan, Kristus membiarkan saya mengetahui bahwa ini adalah jenis hubungan yang Dia ingin miliki dengan saya. “Seperti girang hatinya seorang mempelai melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang hati atasmu” (Yesaya 62:5). Pernikahan memang hadiah Penciptaan yang berharga. Apakah mengherankan jika Allah membenci perceraian? Atau apakah penipu ulung itu melakukan yang terbaik yang ia bisa lakukan untuk menghancurkan setiap pernikahan?
Tuhan, atas cinta dan pernikahan. tolonglah saya untuk berhati-hati mengikuti petunjuk-Mu dalam pernikahan sehingga saya dapat memiliki model pernikahan yang menjadi kehormatan dem kemuliaan bagi-Mu.
Amin
ReplyDelete