Lindungi Dirimu Sendiri

   Setelah mengamarkan kita terhadap kejahatan tertentu yang mengancam tiga aspek Kehidupan—keluarga kita, hubungan sosial kita, dan pekerjaan kita —Amsal memberikan kepada kita gambaran orang fasik. Ini adalah sindiran yang penuh ejekan dan observasi psikologis yang pedas. Kedua syair (Ams.6:12-15 dan 16-19) yang paralel dan, dengan puisi tujuh irama, mencakup motif—motif yang sama. Bagian dalam seseorang yang jahat digambarkan terkait dengan apa yang dipikirkan di dalam hati; pada saat yang sama itu semua terwujud pada apa yang dilakukannya. 
Bacalah Amsal 6:14, 18 dan Matius 15:19. Apakah poin penting yang didapatkan di sini? 
"Kalau engkau menggunakan pikiranmu dalam khayalan yang sia—sia, membiarkan pikiranmu merenungkan sesuatu yang tidak suci, sampai begitu jauh, engkau bersalah di hadapan Allah, yang seolah—olah sesuatu yang ada dalam pikiranmu itu sedang dilaksanakan."—Ellen G. White, Membina Keluarga Bahagia, hlm. 319. 
Amaran—amaran apakah yang diberikan dalam Amsal 6:12—19? 
   Perumpamaan ini ironis. Jalan orang jahat mengikuti kemalasan orang malas. Kedua sikap tampaknya berbeda, namun keduanya menyajikan pelajaran yang sama. Keduanya tinggal di dalam diri mereka. Keduanya juga tidak tertarik kepada pengajaran yang datang dari luar diri mereka sendiri. Keduanya mengikuti hikmat dan kecenderungan mereka sendiri. Si pemalas tidur, telinga dan kakinya tidak berfungsi; orang jahat hanya kaki dan mulut yang bekerja. tidak dengan telinga mereka. Hasilnya adalah sama: Keduanya akan menuju kehancuran. 
   Sementara itu, kejahatan mempunyai dua akibat: Itu merugikan bukan hanya kepada siapa dosa itu dilakukan, tetapi juga orang yang melakukan dosa. Pembohong akhirnya akan memercayai kebohongan mereka sendiri. Juga patut diperhatikan bahwa hasil akhir kejahatan adalah perselisihan dan konflik, yang dapat memengaruhi masyarakat juga. Memang, akibat dari desa jarang jika pernah tetap dibatasi kepada orang berdosa. Yang lain akan dipengaruhi dan biasanya hanya untuk yang buruk. 
    Bagaimanakah dosa orang lain telah memengaruhi hidup Anda? Sungguh, tidak diragukan. Apakah pelajaran yang Anda dapat pelajari dari hal ini tentang bagaimana Anda perlu berhati—hati sehingga tindakan Anda tidak akan menyakiti orang lain?
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan