Pendalaman: "Setan menawarkan kepada manusia kerajaan-kerajaan dunia jika mereka akan menghasilkan keunggulan kepadanya. Banyak yang melakukan ini dan mengorbankan surga. Lebih baik mati daripada berdosa lebih baik kekurangan daripada menipu; lebih baik lapar daripada berbohong."—Ellen G. White, Testimonies for the church, Jld. 4, hlm. 495.
“Pilihlah kemiskinan, celaan, terpisah dari sahabat, atau penderitaan daripada mencemari jiwa dengan dosa. Kematian sebelum kecemaran atau pelanggaran hukum Allah harus menjadi semboyan setiap orang Kristen. Sebagai orang-orang yang mengaku reformis, menghargai hal—hal yang khidmat, memurnikan kebenaran-kebenaran Firman Allah, kita harus mengangkat standar jauh lebih tinggi daripada saat ini."-Ellen G. White, Testimonies for the church,jld. 5, hlm. l47. 
Pertanyaan-pertunyaan untuk Didiskusikan:

l. Bagaimanakah kita bisa sungguh-sungguh merasakan gawatnya dosa tanpa jatuh ke dalam perangkap fanatisme? Pada saat yang sama, bagaimanakah kita bisa taat kepada hukum Allah tanpa jatuh ke dalam legalisme?

2. Bacalah Keluaran 20:1-7. Bagaimanakah seluruh Sepuluh Hukum berhubungan satu sama lain? Mengapakah, jika kita secara terbuka melanggar satu perintah, kita cenderung melanggar perintah-perintah yang lainnya? (Lihat Yakobus 2:11). contoh apakah yang Anda dapat temukan di mana pelanggaran terhadap satu perintah telah menyebabkan pelanggaran yang lainnya?

3. Dalamilah lebih lanjut gagasan tentang bagaimana orang bisa menggunakan agama untuk membenarkan tindakan yang salah. Ini tidak terlalu sulit untuk dilakukan, terutama jika Anda tergoda untuk meninggikan "kasih" sebagai standar utama bagi yang benar dan yang salah. Juga, pikirkan tentang semua hal-hal yang buruk yang dilakukan dengan dalih "kasih." Lalu, bagaimanakah hukum terus bertindak sebagai jalan perlindungan manusia., entah dari dirinya sendiri atau orang lain, yang mungkin sebaliknya dituntun ke dalam dosa?

4. Lihat kembali pertanyaan pada akhir pelajaran hari Minggu, yang berkaitan dengan simbol yang salah terhadap realitas. Bagaimanakah kita bisa melakukan ini? Sebagai contoh, bagaimanakah penyembahan berhala mungkin menjadi salah satu cara untuk melakukan ini? Tradisi apakah, yang merupakan simbol-simbol kebenaran rohani, dapat keliru bagi kebenaran itu sendiri?
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan