Keledai Muda yang Belum Pernah Ditunggangi

"Lalu mereka membawa keledai itu kepada Yesus, dan mengalasinya dengan pakain mereka, kemudian Yesus naik ke atasnya” (Markus 11:7).

   Saat saya dibesarkan di Etiepia, memelihara keledai adalah hal yang umum. Saya sering melihat keledai ditunggangi dengan muatan kayu bakar atau batu bara ke pasar seberat muatan setengah lusin keledai. Kadang-kadang saya melihat orang dewasa naik keledai, kaki mereka hampir menyentuh tanah. Keledai adalah binatang kecil penurut, tingginya kurang dari tiga kaki. Katanya ukurannya bervariasi, beberapa keledai bisa hampir seukuran kuda kecil setinggi empat setengah kaki. 
   Dengan telinga yang besar, keledai lihai mendeteksi pemangsa, dan telinga itu membantu tetap tenang dalam iklim kering atu panas di mana keledai tinggal. Keledai juga memiliki sistem pencernaan yang kuat, karena keledai bisa memakan hampir apa saja dan sangat efesien menggunakan air dari makanan itu. Jadi keledai relatif sedikit memerlukan makanan dan bisa berjalan lama tanpa air. Semua keledai memiliki strip berwarna gelap di tengah punggung. Beberapa memiliki garis hitam di pundak, yang memberikan kesan tanda salib. Keledai memiliki hidung berwarna cerah, ada garis cerah di sekitar mata, bulu halus di dalam telinga dan di bagian bawah. Pada satu masa orang menganggap bahwa memiliki keledai sebagai tanda kekayaan. Namun pada zaman Kristus, binatang itu menjadi transportasi bagi masyarakat miskin. Ketika Maria mengandung Yesus, ia naik keledai ke Betlehem. 
   Kemungkinan Yesus sering naik keledai sejak masih muda, jadi ketika naik kaledai saat Yesus masuk ke Yerusalem bukanlah hal baru. Pilihan—Nya pada seekor keledai muda menunjukkan bahwa Yesus datang dengan damai. Para prajurit naik kuda ke medan pertempuran. Meskipun orang—orang Yahudi berdua untuk seorang pahlawan penak1uk,Yesus membangun jenis kerajaan yang berbeda. 
   Simbol kelembutan, kesederhanaan, kerendahan, dan kedamaian. Meskipun keledai tampaknya tidak menyadari hal itu, namun adalah suatu kehormatan bagi mereka yang terpilih untuk membawa Pencipta dunia kita bukan hanya sekali tapi dalam dua peristiwa panting-pertama Sebelum kelahiran-Nya, dan kemudian pada saat masuk dengan penuh kemenangan ke Yerusalem, sesaat sebelum Penyaliban-Nya.
   Tuhan, meskipun saya diejek karena menjadi salah seorang pengikut—Mu, saya memilih untuk membawa kasih-Mu dalam hati saya: dan Firman-Mu pada; lidah saya sementara saya menghidupkan kehidupan yang Iembut dari damai dari-Mu pada hari ini.
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan