Kelelawar dan Turbin Angin

"Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan’ (Mazmur 17:4).

Kelelawar adalah agen pengendali serangga yang penting, menghemat insektisida jutaan dolar. Pernahkah Anda mencoba menangkap serangga yang terbang? Gerakan yang tidak menentu membuatnya sangat sulit ditangkap. Tetapi kelelawar adalah pakar menangkap serangga ketika terbang, menanggkap serangga dalam gelap melalui sistem penentu tempat dengan gema (ekolokasi). Jalur terbang zigzag menangkap serangga menjadi hal yang mengagumkan untuk ditonton.

Jadi mengapakah beberapa orang terpaksa menghentikan pembangunan turbin angin raksasa penghasil listrik yang bersih karena terganggu kelelawar yang terbang kian ke mari? Mengapakah turbin angin bisa diatasi selama kondisi angin tidak kencang pada malam hari dan selama periode migrasi kelelawar yang terdeteksi? Jawaban singkatnya adalah banyak kelelawar mati ditemukan di sekitar dasar turbin setelah malam dengan kondisi angin yang tidak kencang, di saat kebanyakan kelelawar keluar berburu serangga, kelelawar juga banyak mati selama migrasi. Apakah kelelawar itu yang tertarik dan bertabrakan dengan bilah turbin raksasa yang terkadang berputar cepat beberapa ratus mil per jam? Sejak beberapa spesies kelelawar menghadapi kemungkinan kepunahan, sebagai penatalayan lingkungan, kita harus mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Pada awalnya manusia menghubungkan kelelawar dan burung yang mati di sekitar turbin angin dengan tabrakan bilahnya. Ini masuk akal. Tapi sekarang, setelah penelitian yang cermat dan puluhan otopsi, kita mulai memahami masalahnya. Dibandingkan dengan jumlah burung yang mati, jauh lebih banyak kelelawar yang mati. Tidak semua tapi kebanyakan burung menunjukkan tanda-tanda yang berbeda dibandingkan hampir setengah kelelawar karena tidak menabrak apa pun. Burung jatuh dari langit dan mati. Otopsi pada kelelawar menunjukkan perdarahan internal yang luas—khususnya, kapiler yang pecah di paru-paru dan berisi cairan. Paru-paru burung sangat berbeda dari kelelawar. Paru-paru burung lebih keras, lebih tahan perubahan tekanan mendadak. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa bilah yang berputar menyebabkan tekanan udara turun di belakang bilah. Percobaan menunjukkan bahwa penurunan tekanan sedikitnya 4,4 kilopaskal yang dapat membunuh tikus. Penurunan tekanan di belakang bilah kipas yang berputar ternyata pada 5 sampai 10 kilopascal. Seekor kelelawar yang terbang dekat ke turbin ini akan menderita pembengkakan jaringan paru-paru secara cepat, menyebabkan, saluran darah pecah dengan cepat. Bahkan, makin dekat ke bilah kipas maka semakin bisa membunuh kelelawar.

Tuhan, bagaimanakah kedekatan dengan dosa memengaruhi saya? Apakah ini suatu pelajaran lagi bagi saya untuk menjauh dari dosa sejauh mungkin? Ajarlah saya bahwa firman-Mu adalah satu-satunya perlindungan dari kejahatan rohani.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan