Telur ke Telur

Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!" (Mazmur 16:9).

Seperti jendela kaca berwarna-warni dengan panel jingga super tipis dengan sisi berwarna hitam, kupu-kupu raja betina memulaskan perutnya beberapa kali pada bagian bawah daun milkweed. Kupu-kupu ini akan meletakkan sebanyak 500 butir telur di sana.

Dalam waktu tiga atau empat hari berikutnya maka telur kekuningan kecil, tampak seperti miniatur lentera Jepang, menjadi agak transparan. Di dalamnya, tampak titik hitam bergerak. Sementara kami memerhatikannya, ada lubang membesar di ujung salah satu telur. Kami melihat ulat hijau kuning muda kecil dengan mata hitam mengerikan dan beberapa garis melintang gelap, berjuang untuk keluar dari lubang yang baru saja dibuat itu. Segera setelah keluar dari kurungan telur, ulat itu bergerak berputar dan memakan cangkang telur.

Selanjutnya larva mulai membuat lubang di daun. Mencengkeram tepi daun dengan sejenis kaki pada dubur dan perutnya, larva pun makan dan makan, berkembang makin besar setiap hari. Berhenti sebentar untuk melepaskan kulitnya dalam ukuran yang lebih besar, kemudian mengonsumsi kulit tua. Selama beberapa minggu ulat itu makan dan berganti kulit dan berkembang sekitar 30.000 kali lebih besar daripada apa yang dimulainya dalam telur.

Selanjutnya larva instar (bentuk terbesar dan terakhir dari ulat) jadi warna kuning terang yang kehijauan dengan garis-garis hitam dan putih melintang. Karena memakan milkweed, maka larva penuh glikosida jantung, bahan kimia beracun bagi burung dan mamalia, dengan demikian alasan mengapa ulat berwarna-warni. Dua “tanduk” hitam panjang di kepala depan dan dua lebih pendek di ujung ekor, membuat ulat besar dan gemuk itu terlihat berbahaya. Saksikanlah hal-hal ajaib berikut. Ulat menempelkan proleg anal (sejenis kaki) di bagian bawah pada sebuah ranting atau cabang dengan cara memintal benang sutera yang kuat. Kemudian bersantai, bergantung dengan kepala di bawah. Pada titik ini ulat itu terlihat mati kecuali ulat itu menggeliat beberapa saat. Segera Anda melihat kulit belang sobek ke belakang. Setelah beberapa kali menggeliat dan menggeliat, kulit pun jatuh, meninggalkan pupa dengan segementasi hijau. Waktu berlalu, dan pupa itu kehilangan segmentasi, menjadi kepompong hijau. Awalnya lebih gelap dan makin lebih gelap, kemudian menjadi semi transparan sehingga Anda dapat melihat ke dalamnya. Segera kepompong koyak di sepanjang punggung kupu-kupu, dan mendorongnya keluar, merenggangkan kaki panjang yang halus, antena, dan mulut panjang melingkar, lalu butuh beberapa jam untuk mengeluarkan sayap pendek gemuk sampai keluar sempurna semuanya dengan indah.

Tuhan, dengan memperhatikan Engkau mengubah ulat gemuk besar menjadi penerbang yang lembut, maka meyakinkan saya bahwa Engkau dapat mengubah saya dari seorang pendosa egois menjadi baik hati, jiwa yang murah hati. Saya siap.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan