Dari Kekecewaan kepada Pengharapan (Bagian II)

     Suatu hari saya mencoba bunuh diri lagi. Di ruang gawat darurat rumah sakit saya bertemu Dr Nozaki. Para perawat di sana mengatakan kepada dokter bahwa saya berusaha bunuh diri. "Tidak ada harapan untuk orang ini," kata mereka."Suatu hari nanti ia akan herhasil membunuh dirinya sendiri." Jangan bilang begitu," saya mendengar Dr Nozaki mengatakan. "Kami akan menyelamatkan nyawanya Dr Nozaki mengoperasi luka saya, dan saya terbangun di kamar rumah sakit. Saya memandang sekeliling dan melihat sebuah Alkitab tergeletak di kursi penjaga. Saya rnengalihkan pandangan saya dan mencoba untuk tidur kembali. Ketika saya terbangun lagi, saya melihat Alkitab lain terkapar di depan saya. 
    Kemudian saya tidak memperhatikan itu juga. Seminggu kemudian, pada saat saya meninggalkan rumah sakit, saya menemukan enam kitab dari Alkitab di rak samping tempat tialur. Ketika saya pergi, Dr Nozaki mendesak saya untuk membacanya, tapi saya bilang saya tidak tertarik. "baca saja kitab Yohanes," katanya. Akhirnya, saya setuju untuk hanya membaca kitab Yohanes. Saya tidak tahu mengapa, tapi saya mengambil Alkitab tersebut. Dan saya membaca kitab Yohanes. Saya mendapati hal itu sangat menarik. Dr Nozaki tidak melupakan saya ketika saya meninggalkan rumah sakit. Dia menelepon saya setiap hari, mengunjungi saya, dan memastikan saya memiliki makanan dan pakaian. 
    Saya bertanya-tanya mengapa ada seseorang begitu perhatiannya kepada saya bahkan keluarga saya sendiri pun tidak peduli pada saya. Saya menyadari bahwa Dr Nozaki benar-benar peduli, dan pada saat yang sama saya belajar untuk percaya kepadanya juga. Saya mulai menghadiri pembelajaran Alkitab dengannya, dan hidup saya mulai berbalik. Dia mengundang saya ke gereja, dan saya pelajari bahwa Yesus benar-benar mencintai saya. Butuh beberapa waktu, tapi saya menyerahkan hidup saya kepada Dia. Suatu hari saya kembali ke batu di mana saya pernah mencoba untuk bunuh diri dan berterima kasih kepada Tuhan karena telah menyelamatkan hidup saya. Saya terus belajar dan dibaptis dan menjadi anggota Masehi Advent Hari Ketujuh.
Perdamaian
    Saya masih merasa kesepian, tapi sekarang saya tahu bahwa saya tidak benar-benar sendirian Tuhan menyertai saya. Untuk pertama kalinya dalam hidupku saya merasa damai. Saya mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak·anak saya, dan ketika Dr Nozaki mendesak saya untuk berdamai dengan ibu mereka, saya setuju untuk mencobanya. Ketika dia melihat perubahan dalam hidup saya, dia berkata dia akan memberikan kesempatan lain, dan kami menikah lagi di rumah Dr Nozaki. Saya sangat senang bahwa saya telah diberi kesempatan bersama keluarga saya. 
    Tetapi segala sesuatu tidak selamanya sempurna, dan berjalan bersama Tuhan tidak lepas dari godaan. Saya msmbutuhkan pekerjaan, dan saya berjuang dengan godaan untuk bermain softball pada hari Sabat. bahkan, untuk sementara waktu saya berhenti menghadiri gereja untuk bermain. Kemudian saya menyadari bahwa Tuhan lebih panting bagi saya daripada permainan softball (olahraga bola yang terdiri dari 2 tim). Bagaimanapun juga Tuhan yang mengerjakan itu semua bagi saya, dan saya diminta untuk melatih tim softball baru klinik Advent. Hidupku mulai menjadi utuh kembali.

     Tapi satu bagian masih hilang. Saya tidak pernah berdamai dengan ayah saya. Dr Nozaki mendesak saya untuk berbicara dengannya sebelum terlambat. Itu memang sulit, tapi akhirnya saya bisa berdamai dengan ayah saya sebclum dia meninggal. Pada pemakamannya saya bisa membagikan bagaimana iman saya kepada Tuhan telah menyelamatkan hubungan saya dengan ayah saya yang di dunia ini. Saya tahu bahwa jika Tuhan bisa menyelamatkan saya, Dia pun dapat menyelamatkan siapa saja. Termasuk saya dan saudara. 
Jesse Laguna mengajar di SMP dan SMA Advent PE di Guam.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan