Debu yang Berpikir 

"Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya, demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup" (Kejadian 2:7). 

   Saya tidak henti hentinya takjub dengan apa yang Tuhan bisa buat dari debu. Anda tahu, benda yang Anda keluarkan dari bawah kuku Anda setelah bekerja di kebun, apa yang Anda harus cuci dari tangan Anda, atau menyapunya keluar dari rumah Anda karena terus datang dari sepatu anak-anak Anda, namun tanah adalah zat ajaib yang berubah menjadi jagung, atau kacang-kacangan, atau lobak, atau plum, atau apel, setelah Anda menanam benih dalam tanah. 
   Kemudian yang menakjubkan saya, bagaimana Dia kemudian dapat mengubah semua berbagai bahan tanaman menakjubkan ini menjadi sapi atau kuda, monyet, burung beo, atau merak, semuanya tergantung pada jenis tanaman yang dimakan. Tapi saya suka berpikir bahwa alasan yang mendasari penciptaan adalah untuk membuat tempat yang nyaman, rumah yang menarik, apa yang Tuhan benar-benar ingin buat – debu yang bisa memikirkan tentang Penciptanya, debu yang bisa membayangkan masa depan, dan mengigat masa lalu. Itulah debu yang berpikir yaitu kita yang disebut Homo sapiens. 
    Menjadi manusia berarti berpikir tentang bagaimana kita bisa berada sekarang dan kemana kita akan pergi. Tidak ada makhluk hidup lain yang melakukan ini. Mari dan pikirkanlah ini! Kita – debu yang berpikir berperilaku sama seperti Penciptanya. Kita mengambil debu dalam segala bentuknya dan segala hal yang tumbuh dan keluar darinya dan menciptakan hal lain. Meskipun kita tidak dapat memberikan ciptaan kehidupan bagi kita sendiri, namun kita bisa membentuk jenis “ciptaan’ lain yang di sekitar kita, seperti rumah, gedung, jalan, mobil, kapal, pesawat terbang, pembangkit listrik, porselen, gelas Kristal, ponsel,iPod, dan komputer. Pikirkan bagaimana debu atau sesuatu dari tanah merupakan unsur penting dari segala sesuatu yang kita makan atau kita pakai. Kemudian kita mencoba membuat program komputer untuk berpikir. Tapi komputer bisa “berpikir” hanya karena diprogram untuk melakukannya. 
    Tidak ada kuasa memilih, komputer tidak bisa bermeditasi tentang penciptanya, masa lalunya, atau masa depannya. Hanya kita manusia yang sanggup! 
    Tuhan, pikiran saya, saya arahkan kepada-Mu dalam rasa syukur dan pujian karena kehidupan yang Engkau berikan. Saya menyembah-Mu sebagai Pencipta dan sahabat terbaik saya. Ampunilah saya karena saya telah memberikan respons buruk terhadap Engkau di masa lalu. Keinginan saya adalah untuk menghormati-Mu hari ini dan dalam semua rencana saya untuk masa depan.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan