Wanita Saleh 

      "Istri yang cakap siapakah akan mendapatkannya? Ia lebih berharga dari pada permata" (Ams. 31:10). Siapakah "wanita saleh" pada Amsal 31:10 ini? Sejumlah petunjuk menunjukkan bahwa penulis memiliki dalam pikiran lebih daripada seorang wanita yang saleh atau istri yang ideal. Mengikuti jejak banyak ayat-ayat dari kitab tersebut (Ams. 1:2-33; 3:13-20; 4:5-9; Ams. 8), kita memiliki alasan yang baik untuk berpikir bahwa “wanita saleh” melambangkan hikmat. 
     Penjelmaan hikmat sebagai seorang wanita dibenarkan bukan hanya karena kata Ibrani untuk “hikmat,” chokmah, adalah kata benda feminin, tetapi juga karena itu memungkinkan penulis Ibrani untuk menggambarkan semua jenis pelajaran nyata bagi kehidupan kita setiap hari. Hikmat tidak digambarkan sebagai suatu cita-cita yang agung dan tak terjangkau, tetapi sebagai seorang wanita yang sangat praktis dan mudah ditemui yang bisa menjadi pendamping hidup kita. Pengajaran terakhir tentang hikmat diberikan melalui puisi akrostik yang indah: 
     Setiap ayat mulai dengan huruf Ibrani mengikuti urutan abjad, sebagaimana di buku Ratapan dam di Mazmur. Bandingkan ayat tentang hikmat di Amsal 8 dengan ayat kita tentang "wanita saleh." Apakah ciri-ciri "wanita saleh" yang mengingatkan kita akan hikmat dalam kitab Amsal? 
1. Ia sangat berharga dan penemuan yang berharga (Ams. 31:10; 8:35). 
2. Ia lebih berharga daripada permata (Ams. 31:10; 8:10, 11, 18, 19). 
3. Ia menyediakan makanan (Ams. 31 :14, 8:19). 
4. Ia kuat (Ams. 31:17, 25; 8:14). 
5. Ia berhikmat (Ams. 31:26; 8:1). 
6. Ia dipuji (Ams. 31:28; 8:34). 
     Meskipun kita hidup dalam apa yang disebut era reformasi, dan meskipun kita telah memperoleh begitu banyak pengetahuan lebih daripada generasi sebelumnya, ada sedikit untuk menunjukkan bahwa generasi kita lebih berhikmat dari generasi sebelumnya. Memang, seperti Martin Luther King Jr. katakan, “Kita memiliki peluru kendali pria sesat."
   Bacalah 1 Korintus 1:21. Apakah yang ayat ini katakan kepada Anda, dan bagaimana ide ini bisa menolong Anda hidup dengan iman?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan