Mencintai Kebenaran

      Dari semua hal yang kita bisa, ajar,kan kepada anak-anak kita, para siswa kita, atau siapa saja yang terbuka untuk belajar dari kita, mungkin pelajaran yang paling penting bisa ditemukan di sini, seperti Paulus, yang menulis tentang yang tersesat, berkata bahwa, “Mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran” (2 Yes. 2: 10). ‘Tentu saja, karena Yesus adalah Kebenaran, mengajar orang lain untuk mencintai kebenaran berarti mengajar mereka untuk mencintai Yesus, dan apa lagi yang benar-benar berarti?

    “Garis penyelidikan apa pun yang kita tempuh, dengan maksud yang ikhlas untuk mencapai kebenaran, kita akan berkenalan dengan Oknum tak kelihatan yang besar kepandaian-Nya, yang bekerja pada dan melalui semua orang. Pikiran manusia dibawa ke dalam persekutuan dengan pikiran Allah, yang fana dengan yang baka. Hasil persekutuan tersebut terhadap tubuh dan pikiran serta jiwa tidaklah dapat diperkirakan.”Ellen G. White, Membina Pendidikan Sejati, hlm. 10.

    Bacalah Amsal 29:15 (Lihat juga Ams. 29:19). Apakah prinsip penting yang terlihat di sini, bukan hanya dalam pendidikan tetapi dalam kehidupan pada umumnya?
    Meskipun teladan kita adalah penting —khususnya bagi mereka yang kita tidak bisa tegur atau hukum--dalam beberapa kasus lebih banyak diperlukan. Hal ini terutama benar bagi anak-anak kita. Pada saat tertentu anak-anak perlu dihukum agar dapat diselaraskan.

    Sifat alami kita adalah semua telah jatuh dan korup; dan ini termasuk makhluk-makhluk kecil yang manis yang kita kasihi, anak-anak kita. Kita tidak memberikan anak-anak kita atau diri kita sendiri persetujuan apa pun oleh membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan. Anak-anak, kenyataannya tidak hanya membutuhkan disiplin---mereka menginginkannya. Mereka perlu tahu bahwa batas-batas itu ada; dan bahwa mereka harus tetap tinggal di dalamnya. Seorang ibu yang percaya bahwa ia harus menghormati kebebasan anak-anaknya dan membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan tanpa pernah berkata. “tidak” kepada mereka, pada akhirnya akan membawa “malu” (Ams. 29:15) bagi dirinya sendiri dan. tidak diragukan lagi. duka kepada anak-anak-- jika bukan sekarang, maka tentunya ketika anak-anak menjadi dewasa.

    Apakah pelajaran-pelajaran yang Anda dapatkan sebagai seorang dewasa bagi seorang anak yang melekat dengan Anda? Bagaimanakah pengetahuan itu telah menolong membuat hidup Anda lebih baik saat ini?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan