Cahaya Pagi 

    Allah Israel berfirman, gunung batu Israel berkata kepadaku: Apabila seorang memerintah manusia dengan adil, memerintah dengan takut akan Allah, ia bersinar seperti fajar di waktu pagi, pagi yang tidak berawan, yang sesudah hujan membuat berkilauan rumput muda di tanah" (2 Samuel 23:3, 4). 

     Kegelapan malam lenyap menjadi bayangan kelabu yang nyaris tidak terlihat. Saya sudah bangun dan berpakaian, mengemasi peralatan hingga yang akhir ke dalam tas kamera besar saya dan tripod di bagian luar. Cuaca telah berlalu pada malam hari. Sekarang pastilah pagi yang indah untuk mendapatkan gambar mercusuar yang dramatis. Dengan berkendara beberapa mil, saya sadari bahwa saya akan berpacu dengan cahaya pagi. Semua fotografer akan berpacu juga. 
    Cahaya pagi memiliki sesuatu yang ajaib. Muncul dengan perlahan, terus berubah dengan pasti, bercahaya, dan mewah. Lalu menambahkan sentuhan khusus untuk sebuah foto yang membuatnya menjadi karya seni, bukan hanya sekadar gambar. Ketika digunakan seorang profesional, cahaya Pagi memiliki kekuatan yang besar. Saya menduga bahwa masa tua Raja Daud, pada akhir pemerintahannya, tidak tahu banyak tentang aperture, panjang fokus, atau F-stop. Saya ragu ia mengerti temperatur warna, kedalaman, atau kecepatan film. Dan, dia bahkan tidak memiliki kamera. 
     Tapi, di akhir hidupnya, dalam kata-kata terakhirnya (dicatat dalam 2 Samuel 23), Daud tahu apakah yang penting itu. Dia mengenal Tuhan dengan baik. Daud dan Tuhan telah memiliki hubungan erat dan berarti. Meskipun Daud memiliki cacat, ia tahu Tuhan yaitu Juruselamat nya tetap setia dalam hubungan perjanjian-Nya dengan Daud. Dia mengakui bahwa Tuhan berbicara melalui dia, memberikan dia pikiran yang terilhami. Jadi di salah satu penggambaran kata yang paling indah, Raja Daud menggambarkan bagaimana rasanya menjadi benar bagi Allah, memerintah dengan takut akan Tuhan dan di dalam kebenaran. Daud mengatakan bahwa itu laksana cahaya pagi yang cerah tanpa awan saat matahari terbit di ufuk timur, seperti kecerahnya rumput setelah hujan. Tuhan, seperti Raja Daud, saya juga telah gagal. Tapi saya mengenal Engkau dan telah mengakui dosa saya kepada-Mu. Itulah yang meyakinkan saya bahwa saya benar bagi-Mu. Dalam kehidupan yang Engkau minta saya untuk memerintah, ajarlah saya untuk melakukan seperti yang Engkau kehendaki, selembut dan secerah cahaya pagi, tapi pasti seperti rerumput setelah hujan. Semoga hidup saya hari ini menjadi gambaran untuk menghormati dan memuliakan-Mu.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan