Petir Yang Sempurna 

"Pekik perang-Nya memberitakan kedatangan-Nya, kalau dengan murka Ia berjuang melawan kecurangan" (Ayub 36: 33). 

     Saya menyukai petir yang baik, terutama terjadi pada saat terasa panas, lembap di musim panas. Udara begitu lembab di mana udara rasanya seperti tidak bergerak. Sementara manusia dan binatang bergerak lamban, udara panas dan lemap akan naik, menyebar, dan mengalami pendinginan karena naik semakin tinggi. Dalam proses pendinginan maka uap air mengembun dan membentuk awan. 
     Selama proses kondensasi, maka panas dilepaskan perlahan sehingga awan tetap cukup hangat untuk dapat tetap naik dan terbang lebih tinggi lagi berkilometer. Tetesan air kental mulai jatuh, namun arus tekanan udara naik begitu kuat menahan awan tinggi-tinggi, membawa massa udara yang hangat terangkat berkilometer di atas stroposfer, dekat perbatasan dengan statosfer, yang kita sebut tropopause yaitu lapisan di mana angin bertiup kencang. Aliran awan pekat yang besar membentang anvil yang kita kenal dengan thunderhead atau cumulonimbus. 
     Muatan statis dibangun, lalu muatan negatif menghangatkan udara dan uadara bermuatan positif lebih dingin, sehingga mengeringkan udara. Ketika perbedaan muatan cukup, petir akan membahana sambung menyambung membantu untuk menyamakan muatan. Bisa saja petir mungkin menyerang antara awan yang bermuatan negatif dengan tanah yang bermuatan positif. Panas petir menyebabkan udara semakin luas dengan kecepatan supersonik. 
     Seperti jet melampaui hambatan suara, kita mendengar ledakan sonik guntur kuat yang mengguncang jendela dan terasa memukul di dada Anda. Sebelum hujan turun, Anda merasakan tekanan udara rendah yang dingin karena awan menumpuk tinggi di atas, dan pohon-pohon mulai membungkuk bolak-balik sementara angin bertiup dan hujan semakin deras, menyisihkan debu. Hujan salah satu hadiah termanis dari Allah bagi manusia, menghasilkan kelembapan berlimpah yang berasal dari awan. 
     Menyegarkan, bersih, dingin, dan disuling sinar matahari, maka air menetes deras dalam satu proses rumit yang terjadi berkali-kali setiap hari diseluruh bumi. Data satelit terbaru menunjukkan bahwa rata-rata, sekitar 3 juta sambaran petir, terjadi setiap hari. Dalam Mazmur 29, Raja Daud menjelaskan suara Tuhan itu kuat, agung, dan sama seperti kilatan petir. Ketika saya melihat badai yang baik, saya mendengar suara Tuhan dan bersyukur kepada-Nya karena kuasa dan kemuliaannya yang kekal. Dia akan datang disertai guntur dan kilat. Meskipun begitu, kita berseru dengan penuh harapan, “Datanglah, Tuhan Yesus!” 
     Saya mengakui Engkau sebagai Raja segala raja dan Tuhan segala tuhan. Betapa saya rindu untuk melihat takhta-Mu yang tinggi dan menjulang, dengan petir, gemuruh, dan bunyi guntur.

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan