Pendalaman

    “Semenjak awalnya Setan telah menggambarkan kepada manusia keuntungan-keumungan yang bisa diperoleh melalui pelanggaran. Dengan cara demikianlah Ia telah menipu malaikat-malaikat. Dengan cara demikian ia telah memperdayakan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dan dengan cara yang sama seperti ini pulalah ia sédang menuntun banyak orang untuk berpaling dari penurutan kepada Allah. Jalan pelanggaran telah dijadikan kelihatan menarik, ‘tetap ujungnya menuju maut.’ Amsal l4:l2. Berbahagialah mereka yang, selelah menempuh jalan ini, menyadari betapa pahitnya buah dosa itu. dan berpaling dari padanya dengan segera.”Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 2, hlm. 386.
    “Tidak ada yang lebih cenderung meningkatkan kesehatan tubuh dan jiwa daripada roh ucapan syukur dan pujian. Adalah tugas yang positif untuk menolak kemumngan, pikiran dan perasaan-perasaan yang tidak puas-sama baiknya dengan berdoa. Jika kita sedang menuju ke sorga; bagaimana kita dapat berjalan seperti iring-iringan pelayat yang meraung dan mengeluh di sepanjang jalan ke rumah Bapa kita itu? Mereka yang mengaku sebagai orang-orang Kristen tetapi senantiasa mengeluh. bahkan seolah-olah menganggap kebahagiaan dan kegembiraan itu dosa, tidaklah mempunyai agama yang sejati.”Ellen G. White, Hidup yang Terbaik, hlm. 245."

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:
l. Diskusikan gagasan bahwa kita hanya memiliki pandangan yang terbatas tentang realitas. Apa artinya itu? Apakah hal-hal di luar sana yang kita tahu nyata, namun sebenarnya kita tidak dapat merasakannya, dengan cara apa pun? Misalnya, berapa banyakkah gelombang radio (sinyal handphone, program satelit, program radio) ada di udara di sekitar Anda saat ini, namun Anda sama sekali tidak dapat melihatnya, mendengar atau merasakannya? Bagaimanakah seharusnya keberadaan realitas seperti itu menolong kita memahami bagaimana terbatasnya indra kita? Bagaimanakah seharusnya pemahaman ini menolong kita menyadari realitas hal-hal lain yang kita tidak bisa lihat, seperti para malaikat?

2. Mengapa penting untuk memahami realitas kebebasan berkehendak dan memilih bagi manusia, bahkan jika Allah yang memegang kendali sepenuhnya? Meskipun konsep-konsep ini (kebebasan memilih manusia, kedaulatan Allah) kelihatannya bertentangan, keduanya diajarkan di dalam Alkitab, lalu bagaimana kita memadukannya?

0 komentar :

Post a Comment

 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan