Apa yang Kita Masukkan ke Dalam Mulut Kita


         Bukanlah kebetulan bahwa pencobaan manusia pertama menyangkut makanan (Kej. 3:3). Adalah oleh karena ketidaktaatan dan memakan hal yang salah yang membawa dosa dan kematian ke dalam dunia (Kej 3:1-7; Rm. 5:12). Kita tidak boleh melewatkan fakta yang jelas, bahwa penyebutan pertama meminum anggur dalam Alkitab dihadirkan dalam sebuah kisah yang sangat negatif dan merendahkan (Kej. 9:21).

        Bacalah Amsal 23:29-35. Bagaimanakah penggunaan alkohol di-sajikan di ayat-ayat ini?        Siapakah yang secara pribadi tidak melihat betapa menghancurkannya alkohol itu? tentu, tidak semua yang meminumnya menjadi pemabuk di selokan. Tetapi kemungkinan besar para pemabuk di selokan tidak pernah membayangkan, pertama kali mereka minum, bahwa mereka akhirnya akan berakhir diselokan.

       “Orang yang telah membentuk kebiasaan minum minuman keras yang memabukkan, berada dalam situasi putus asa. Dia tidak bisa diajak berpikir atau dibujuk untuk menyangkal pemanjaan dirinya sendiri. Perut dan otaknya sakit, kuasa kehendaknya melemah, dan nafsu makannya tidak terkendali. Pangeran kuasa kegelapan memegang dia dalam tawanan yang ia tidak punya kuasa untuk hancurkan.” Ellen G. White Comments, The SDA Bible Commentary, jld. 3 hlm.1162.

           Baca Amsal 23:1-8. Mengapa kita harus mengendalikan selera makan kita?

        Peringatan ini lebih daripada sekadar tata krama di meja. Ayat Alkitab adalah sebuah amaran bagi mereka yang suka makan "dan yang memiliki selera makan yang besar (Ams. 23:2). Kiasan menempatkan pisau ke leher seseorang sangatlah tegas: itu tidak sekadar membatasi nafsu makan, tetapi juga menunjukkan risiko kepada kesehatan Anda dan bahkan kehidupan-Anda yang bisa diwakili oleh makanan. Kata lbrani (bin), diterjemahkan “pertimbangkan dengan hati-hati,” mengekspresikan kehati-hatian yang cermat terhadap berbagai jenis makanan. Kata yang sama digunakan oleh Salomo ketika ia meminta hikmat agar menolong dia “membedakan [bin] antara yang baik dan jahat” (1 Raj. 3:9). Penulis yang diilhamkan memiliki lebih banyak dalam pikirannya daripada sekadar isu mengendalikan selera makan. Nasihatnya juga berkaitan dengan pesta jamuan makan dan pertemuan minum-minum, ketika kita dipaksa dan digoda untuk “menginginkan makanannya yang lezat” (Ams. 23:3).

         Pikirkan tentang seseorang yang Anda kenal yang hidupnya telah dihancurkan oleh alkohol. Mengapa contoh itu seharusnya sudah cukup untuk menolong kita memahami mengapa kita seharusnya jangan pernah memasukkan racun itu ke dalam tubuh kita?
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan