Kedaulatan Allah

Kita semua bermimpi dan membuat rencana-rencana, namun segalanya berakhir berbeda, kadang-kadang untuk yang lebih baik, kadang-kadang untuk yang lebih buruk. Alkitab mengakui nilai tanggung jawab manusia dan kebebasan. Namun Alkitab juga menegaskan kendali Tuhan atas jalannya peristiwa-peristiwa (lihat Ams. 20:24; 21:31; dan Daniel 2 dan 7).
 
 Apakah yang Amsal 16:1 katakan? Bagaimanakah kita memahami ayat ini?

Kita mempersiapkan dan membuat rencana-rencana, namun kata terakhir masih menjadi milik Allah. Ini tidak berarti bahwa persiapan kita tidak berarti. Tetapi di dalam kehidupan iman, jika kita benar-benar menyerahkan rencana-rencana kita kepada Allah, Dia akan bekerja bersama mereka, dan rencana-rencana kita akan diarahkan (Ams. 16:9) dan akhirnya ditetapkan oleh-Nya (Ams. 16:3). Bahkan pekerjaan musuh-musuh kita akan digunakan menjadi kebaikan bagi nama kita (Ams. 16:4, 7).

Meskipun ini bukanlah sebuah ide sederhana untuk dipahami, khususnya ketika kita menghadapi situasi-situasi yang sulit, itu seharusnya memberikan kita hiburan dan menolong kita belajar untuk percaya kepada Allah, bahkan ketika segalanya tampak sangat salah, dan ketika rencana-rencana kita tidak terjadi seperti yang kita harapkan. Maksud utamanya bagi kita adalah untuk belajar menyerahkan segalanya kepada Allah; jika kita melakukannya, kita dapat yakin pada bimbingan-Nya, bahkan di saat-saat yang tersulit.
 
 Bacalah AmsaL 16:18, 19. Apakah peranan ambisi dalam kesuksesan manusia?
Seperti biasa, Alkitab mengamarkan kesombongan. Bagaimana pun juga, sebagai makhluk berdosa, apakah yang dapat kita sombongkan? Apakah sikap buruk yang lebih bertentangan kepada Allah daripada kesombongan, asal mula dosa? (Lihat Yeh. 28:17). Yesus dengan tegas mengajarkan tentang kejahatan dari usaha menjadi besar, dan sebaliknya Dia mendesak para murid-Nya untuk mencari kerendahan hati (Mat. 20:26-28).
 
Bacalah Amsal 16:33. Apakah peranan kesempatan dalam kesuksesan manusia?
Alkitab tidak memberi ruang untuk kebetulan. Bahkan ketika orang berpikir bahwa jalannya peristiwa-peristiwa didikte oleh kebetulan, kita dapat percaya bahwa Allah masib memegang kendali.

Sementara kita berusaha untuk memahami mengapa hal-hal terjadi,bagaimanakah kenyataan pertentangan besar menolong kita bekerja melalui beberapa masalah-masalah yang sulit sehubungan dengan mengapakah hal-hal itu terjadi sebagaimana mestinya?
 
RENUNGAN GMAHK © 2016. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top
close
Banner iklan